Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jusuf Kalla: Saya Pengikut Setia Rachmat Saleh

Kompas.com - 28/01/2015, 22:49 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan kesannya terhadap mantan Gubernur Bank Indonesia, Rachmat Saleh. Hal itu disampaikannya ketika menghadiri peluncuran buku biografi Rachmat Saleh yang berjudul Legacy Sang Legenda di Jakarta, Rabu (28/1/2015).

Kalla menyebut Rachmat sebagai sosok yang patut diteladani karena kerja keras dan kejujurannya.

"Pertama, saya mengucapkan selamat ke Pak Rachmat Saleh atas peluncuran bukunya. Setiap buku tentu penting bukan hanya jadi hiasan dibaca, tapi menjadi teladan, contoh-contoh yang baik untuk kita ikuti, yang tadi intinya kejujuran dan kerja keras," kata Kalla.

Ia juga mengaku sebagai pengikut setia Rachmat. Sejak menuntut ilmu di perguruan tinggi, Kalla berkuliah di kampus dan fakultas yang sama dengan Rachmat di Makassar, Sulawesi Selatan. Usia keduanya beda 12 tahun.

"Saya ini sebenarnya pengikut setia Pak Rachmat untuk beberapa hal. Mungkin tidak banyak yang mengetahui, beliau ini pertama kali belajar ekonomi di Makassar, di Fakultas Ekonomi Makassar tahun 1948. Karena fakultas ekonomi yang pertama di Indonesia itu di Makassar, bukan di Jakarta. Waktu itu fakultas dibagi-bagi, di Jakarta, di Makassar. Saya masuk 12 tahun kemudian, kampus yang sama, gedung yang sama, mungkin di kursi yang sama Bapak duduk tempat belajar dulu," tutur Kalla di hadapan Rachmat dan tamu lainnya.

Hadir dalam acara peluncuran buku itu mantan petinggi BI, di antaranya Boediono yang juga mantan Wakil Presiden. Hadir pula Gubernur BI Agus Martowardojo, serta Ketua Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad. Kalla melanjutkan, ia kerap mendengar para dosen membanggakan Rachmat yang sudah menjadi seorang pejabat ketika Kalla masih duduk di bangku kuliah.

"Selalu kita bangga Gubernur BI, selalu dosen waktu pidato, salah satu contoh, alumni pertama di sini sekarang Gubernur Bank Indonesia. Bapak itu dibanggakan di Makassar itu walaupun Bapak tidak tamat di situ karena fakultas tutup, beberapa tahun kemudian dibuka lagi. Lalu 12 tahun kemudian saya mahasiswa di situ, Pak," kata Kalla lagi.

Beberapa tahun kemudian, Kalla memulai kariernya di pemerintahan. Politikus Partai Golkar ini mulai menduduki jabatan menteri di kabinet. Pada 2000, Kalla lagi-lagi menjadi penerus Rachmat sebagai Menteri Perdagangan.

"Beliau ini Menteri Perdagangan, 1983-1988, selama 12 tahun kemudian lagi saya gantikan Bapak di tempat yang sama, tahun 2000 karena saya Mendag tahun 2000," ucap Kalla.

Sebagai penerus, Kalla mengaku ikut meneladani nilai kejujuran dan kerja keras yang diajarkan Rachmat. Ia pun meminta para pemuda meneladani sosok Rachmat terkait kejujuran dan kerja kerasnya. Ketika menjadi Gubernur BI, kata Kalla, Rachmat memimpin dengan mengedepankan kejujuran dan kerja keras. Menurut dia, memimpin suatu bank tidak hanya membangun banknya, tetapi juga membangun sumber daya manusia yang bekerja pada bank tersebut.

"Karena gedung bisa dibangun, sistem bisa sewa konsultannya, tapi siapa SDM yang menjalankan itu, yang penting lagi siapa yang berlangganan banknya kalau tidak ada pengusaha. Boleh bank hebat, boleh orangnya hebat-hebat, tapi siapa yang berlangganan, customer, dan siapa nasabah bank itu, dan apa gunanya bank itu," papar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com