Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran 'Revolusi Mental' Diusulkan Rp 149 Miliar

Kompas.com - 10/02/2015, 09:27 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah tengah mematangkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Perubahan (RAPBN) 2015. Sejumlah pos pengeluaran direvisi, termasuk tambahan-tambahan belanja untuk nomenklatur baru.

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, yang notabene kementerian/lembaga baru di era Joko Widodo-Jusuf Kalla, diusulkan mendapat modal untuk melakukan revolusi mental sebesar Rp 149 miliar.

Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan, Askolani dalam rapat Badan Anggaran DPR-RI, Senin malam (9/2/2015) menyatakan, terdapat sejumlah perubahan pada belanja pusat. Dia menyebut, pemerintah melakukan realokasi tunjangan kinerja bagian anggaran perbendaharaan negara ke belanja K/L sebanyak Rp 3,9 triliun.

"Kita merealokasi beberapa kegiatan mendesak untuk rehabilitasi pasar. Kemudian memberikan dukungan ASEAN Games sebesar Rp 876 miliar. Fasilitas bina pemerintah desa di Kemendagri sebanyak Rp 1,37 triliun, rehabilitasi korban narkoba sebesar Rp 500 miliar," kata Askolani.

"Kemudian, untuk Revolusi Mental di Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan sebesar Rp 149 miliar, hibah kepada pemerintah Palau sebesar Rp 12,5 miliar, dan hibah ke masjid di Australia sebesar Rp 5 miliar," lanjut Askolani.

Lebih lanjut Askolani mengatakan, dari hasil pembahasan di Panja A, terdapat perubahan belanja Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebanyak Rp 64,6 miliar, perubahan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) sebanyak Rp 838,7 miliar di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Selain itu pemerintah juga mengurangi belanja kompensasi realokasi subsidi bahan bakar minyak, dari yang tadinya enam bulan menjadi empat bulan. Dari perubahan tersebut, Askolani menambahkan bahwa anggaran untuk dana pendidikan pun disesuaikan. Sementara itu, terjadi pula sedikit perubahan di program pengelolaan utang, serta realokasi di belanja lainnya.

"Angka-angka yang diusulkan pemerintah ini untuk mendukung pembangunan 2015 sesuai visi-misi Jokowi-JK. Ini sudah sejalan dengan RPJMN, serta sejalan dengan RKP yang sudah direvisi Bappenas," imbuh Askolani.

Adapun total yang diajukan pemerintah yakni tambahan belanja sebesar Rp 155,2 triliun. Dia menegaskan, setidaknya usulan tambahan belanja itu untuk mendorong pertumbuhan pembangunan, pengurangan kewajiban dasar, pengurangan kesenjangan melalui konektivitas, serta transfer daerah.

Dalam rapat yang dipimpin Ahmadi Noor Supit itu, pemerintah bersama parlemen membahas tentang perubahan belanja pusat, dimana terjadi penghematan subsidi BBM, adanya penambahan alokasi belanja prioritas pemerintah Jokowi-JK, refocusing belanja perjalanan dinas ke yang lebih produktif. "RAPBNP ini juga sudah menampung perubahan nomenklatur yang sudah ditetapkan Keppresnya oleh Presiden," pungkas Askolani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com