Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kemiskinan, Presiden Bilang "Sakitnya Tuh di Sini"

Kompas.com - 11/02/2015, 14:01 WIB
Suhartono

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com
— Presiden Joko Widodo mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak boleh melupakan masalah pemerataan di semua lapisan masyarakat. Pertumbuhan yang tidak merata akan semakin melebarkan ketimpangan ekonomi warga kaya dengan warga miskin.

"Selama ini kita juga selalu terjebak dengan selalu mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi melupakan pemerataannya untuk masyarakat. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi yang kita kejar harus diiringi dengan pemerataannya," tambah Presiden Jokowi saat menutup Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) Ke-6, di Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (11/2/2015).

Presiden menunjukkan, akibat kemiskinan, ketimpangan ekonomi semakin lebar antara warga di sekitar kawasan kota di Jalan Thamrin, Sudirman, dan Kuningan yang kaya raya dengan warga di Tanah Tinggi, Marunda, dan Pluit yang miskin papa.

Terkait isu kemiskinan itu, Presiden juga meminta agar birokrasi tidak menghaluskan istilah kemiskinan penduduk dengan definisi yang berbeda, tetapi hakikatnya adalah tetap kemiskinan. Hal itu, misalnya, ia tunjukkan ketika masih menjadi Gubernur DKI Jakarta.

"Angka kemiskinan yang dilaporkan kecil karena ternyata ada kategori kemiskinan yang disebut hampir miskin. Tetapi, sebenarnya itu kemiskinan yang dihaluskan. Jadi, saya minta pakai istilah kemiskinan saja, enggak usah macam-macam. Karena kalau dihaluskan itu, sakitnya di sini," tuturnya seraya menunjuk dadanya dan disambut tawa peserta.

Presiden mengemukakan, kemiskinan merupakan salah satu masalah dari banyak masalah yang menjadi tantangan umat Islam dan Pemerintah Indonesia saat ini. "Masalah itu adalah kemiskinan, hedonisme, dan korupsi selain masalah kebodohan masyarakat kita," ujar Presiden.

Oleh sebab itu, pemerintah dan umat Islam harus bahu-membahu bersama-sama dengan komponen bangsa lainnya untuk mencegah dan melawan korupsi dan narkoba serta mengentaskan warga miskin.

"Tantangan sekarang ini adalah bagaimana umat Islam dan pemerintah menyelesaikannya. Masalah ini yang selalu saya lihat dan temui kalau saya turun ke bawah untuk blusukan. Masalah kemiskinan yang membelit ini, saya percaya bisa diselesaikan jika bangsa kita memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi," katanya sambil mempresentasikan grafik dan foto-foto soal kemiskinan dan narkoba kepada peserta.

Acara yang dihadiri sekitar 700 orang peserta kongres yang mewakili berbagai komponen umat Islam itu dihadiri juga oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin, dan Gubernur Provinsi DIY Sultan Hamengku Buwono X.

Baca juga: Wapres Minta TNP2K Terus Perbarui Data Warga Miskin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com