Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Longgarkan Syarat Penerima Insentif Pajak

Kompas.com - 23/04/2015, 11:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akhirnya benar-benar mengeluarkan insentif pajak lewat Pemerintah (PP) Nomor 18/ 2015 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang Usaha Tertentu dan di daerah-daerah Tertentu atau tax allowance.

Suahasil Nazara, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemkeu) bilang, ada beberapa klausul baru dalam  beleid yang merupakan revisi PP No 52/ 2011 itu.  

Pertama, pemerintah akan memberikan insentif yakni pengurangan pajak penghasilan  (PPh) sebesar 5 persen  tiap tahun selama enam tahun atau total sebesar 30 persen.

Kedua terkait repatriasi. Dalam revisi PP tax allowance, pemerintah akan memberi tambahan kompensasi kerugian dua tahun ke perusahaan tertentu agar bisa mendapatkan diskon pajak. Syaratnya: perusahaan itu bersedia membenamkan modal untuk perluasan usaha. Dan, sebagian sumber pembiayaannya dari laba setelah pajak.

Ketiga bagi eksportir yang melakukan ekspor minimal 30 persen dari nilai penjualan atau produksi di dalam negeri, perusahaan akan menerima fasilitas tambahan kompensasi berupa kerugian fiskal selama dua tahun.

Tak cuma itu saja, dalam PP tax allowance tersebut,  pemerintah juga memperkuat kewenangan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Dalam peraturan ini, pemberian insentif ini baru bisa ditetapkan oleh Menteri Keuangan jika pemohon insentif telah mendapatkan rekomendasi Kepala BKPM.

Suahasil menegaskan, sebelumnya, hanya Menteri Keuangan sebagai otoritas yang mewakili pemerintah dalam memberi atau menolak perusahaan untuk menerima insentif tax allowance.

Dalam aturan baru, ada tiga pihak yang terlibat, yakni  Kemkeu, BKPM, dan kementerian pembinaan. "Tugas BKPM termasuk, melihat kelengkapan kriteria administrasi perusahaan yang meminta insentif," kata Suahasil.

Yang juga menarik, dalam peraturan terbaru itu, pemerintah tak lagi mencantumkan besaran nilai investasi perusahaan untuk mendapatkan insentif. Padahal di aturan sebelumnya, insentif diberikan bagi perusahaan yang membenamkan dana investasi minimal sebesar Rp 1 triliun.

Natsir Mansyur, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia menilai,  penghapusan batas minimal investasi atau besaran jumlah tenaga kerja untuk mendapat fasilitas pajak, bisa menambah minat pengusaha menanamkan modal di Indonesia.

Namun, selain insentif fiskal, pengusaha juga membutuhkan insentif non fiskal yang membebani pengusaha. Antara lain berupa, perbaikan iklim investasi lewat pengurangan biaya logistik. "Ini juga perlu dorongan regulasi non fiskal dari pemerintah," kata Natsir. (Margareta Engge Kharismawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asosiasi Soroti Aturan Impor yang Berubah-ubah dan Dampaknya ke Industri Dalam Negeri

Asosiasi Soroti Aturan Impor yang Berubah-ubah dan Dampaknya ke Industri Dalam Negeri

Whats New
23,7 Persen Investor Kripto dari Kalangan Mahasiswa, PINTU Gelar Edukasi di Unair

23,7 Persen Investor Kripto dari Kalangan Mahasiswa, PINTU Gelar Edukasi di Unair

Whats New
Kredit Perbankan Tumbuh ke Level Tertinggi dalam 5 Tahun

Kredit Perbankan Tumbuh ke Level Tertinggi dalam 5 Tahun

Whats New
Danone Indonesia Dukung Pengelolaan Air Berkelanjutan

Danone Indonesia Dukung Pengelolaan Air Berkelanjutan

Whats New
Cara Tarik Tunai dengan QRIS

Cara Tarik Tunai dengan QRIS

Work Smart
Bantu Organisasi Makin Efisien di Era Digital, Platform Digital SoFund Kembangkan Fitur Andal

Bantu Organisasi Makin Efisien di Era Digital, Platform Digital SoFund Kembangkan Fitur Andal

Whats New
Bank Jago Angkat Supranoto Prajogo jadi Direktur

Bank Jago Angkat Supranoto Prajogo jadi Direktur

Whats New
Citi Indonesia 'Ramal' The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan hingga Satu Persen Sepanjang 2024

Citi Indonesia "Ramal" The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan hingga Satu Persen Sepanjang 2024

Whats New
Gandeng UGM, Kementan Berikan Bantuan Benih Padi Varietas Gamagora 7 di Sisipan Lahan Perkebunan

Gandeng UGM, Kementan Berikan Bantuan Benih Padi Varietas Gamagora 7 di Sisipan Lahan Perkebunan

Whats New
Tips Hindari Pembobolan Rekening lewat Nomor HP yang Sudah Hangus

Tips Hindari Pembobolan Rekening lewat Nomor HP yang Sudah Hangus

Whats New
Bersama Kementerian BUMN, Bank Mandiri Gelar Program Mandiri Sahabat Desa di Morowali

Bersama Kementerian BUMN, Bank Mandiri Gelar Program Mandiri Sahabat Desa di Morowali

Whats New
Sambangi Paris, Erick Thohir Bertemu Presiden Perancis dan Presiden FIFA

Sambangi Paris, Erick Thohir Bertemu Presiden Perancis dan Presiden FIFA

Whats New
Buka Kantor Baru, Sucofindo Sasar Pasar Perusahaan Tambang di Sulteng

Buka Kantor Baru, Sucofindo Sasar Pasar Perusahaan Tambang di Sulteng

Whats New
Anak Usaha Pertamina Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Usia 35 Tahun Bisa Daftar

Anak Usaha Pertamina Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Usia 35 Tahun Bisa Daftar

Work Smart
Garuda Indonesia Angkat Mantan KSAU Fadjar Prasetyo Jadi Komisaris Utama

Garuda Indonesia Angkat Mantan KSAU Fadjar Prasetyo Jadi Komisaris Utama

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com