Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jonan: Sekelas Garuda Indonesia Harusnya Punya Direktur Keselamatan

Kompas.com - 04/06/2015, 04:56 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyayangkan insiden tergelincirnya pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA-618 tujuan Jakarta-Makassar, Selasa (2/6/2015). Apalagi, kejadian pesawat tergelincir maskapai nasional itu tidak hanya sekali ini terjadi. Beberapa waktu lalu, pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA-7040 tujuan Denpasar-Lombok, juga mengalami kejadian serupa.

“Saya ngomong ke Dirut Garuda tadi, di-review lagi operasinya, penjadwalan kru, kokpit dan briefing, supaya bisa lebih hati-hati. Karena kok dua kali ini. Tapi alhamdulillah, tidak ada korban apa-apa,” kata Jonan saat berbincang dengan wartawan di ruang kerjanya, Kantor Kemenhub, Jakarta, Rabu (3/6/2015).

Dengan begitu, Jonan berharap ke depan tidak terjadi lagi hal-hal yang tidak diinginkan. “Kan sudah terjadi dua kali ini. Di Lombok over run, satu lagi hari lalu itu di Makassar,” kata mantan Dirut PT KAI (Persero) itu.

Bagi Jonan yang sudah berpengalaman sebagai kepala operator moda transportasi kereta api, keselamatan adalah poin utama. Itulah mengapa di KAI ada Direktur Keselamatan dan Keamanan. Sama halnya seperti di Kementerian Perhubungan, yakni di Ditjen Perkeretaapian yang juga memiliki Direktur Keselamatan, Ditjenka Kemenhub.

“Menurut saya sekelas Garuda harus ada direktur khusus yang menangani keselamatan, tapi sepertinya yang ada hanya direktur operasional. Sebesar Garuda, sebesar Lion, itu harus ada. Karena kalau over run itu kehilangan pendapatan berapa (mereka)? Pesawatnya harus nongkrong beberapa hari untuk pengecekan,” ujar Jonan.

Lebih lanjut dia bilang, jika insiden-insiden seperti ini tidak diperhatikan dan mendapat koreksi dari perusahaan jasa aviasi pelat merah itu, maka yang akan rugi adalah Garuda sendiri. “Jumlah direksi itu kewenangan korporasi (direksi) tapi menurut saya sebesar Garuda perlu ada direktur keselamatan,” ucapnya.

Pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA-618 rute Cengkareng-Ujung Pandang (Jakarta-Makassar) tergelincir di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, karena faktor cuaca.

“Ini faktor cuaca, sampai pesawat Garuda tergelincir di bandara saat mendarat. Hujan deras sekali sehingga landasan licin, tetapi tidak ada air yang menggenangi landasan,” kata perwakilan Bidang Humas Angkasa Pura 1 Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Rio Hendarto, yang dikonfirmasi pada Selasa (2/6/2015). (Baca: Ini Kronologi Pesawat Garuda Tergelincir di Bandara Sultan Hasanuddin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com