Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Susi: PHK Massal di Sektor Perikanan Tak Signifikan

Kompas.com - 15/09/2015, 21:04 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberikan tanggapan usai dikritik habis oleh Anggota Komisi IV DPR RI terkait pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di sektor perikanan. Menurut dia, PHK itu memang terjadi tetapi tak sebanyak yang disebutkan anggota DPR. "Ya ada sedikit-sedikit (PHK), tapi tidak signifikan, karena kalau kapal asing kan ABK-nya juga asing," ujar Susi usai rapat kerja dengan Komisi IV di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (15/9/2015).

Meski tidak banyak ABK asal Indonesia yang kena PHK, Susi mengaku sudah memiliki rencana tersendiri. Tahun depan, menteri yang terkesan nyentrik asal Pangandaran Jawa Barat itu akan memberikan program kepada para ABK Indonesia itu. "Yang bekas illegal fishing ditertibkan kan memang akan kita kasih program di 2016 untuk jadi nelayan-nelayan mandiri dengan kapal-kapal kecil," kata dia.

Sebelumnya, Anggota Komisi IV DPR RI Faksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan menyebut, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti adalah orang yang paling bertanggungjawab atas runtuhnya kepercayaan masyarakat kepada Presiden Jokowi. Pasalnya, Susi dinilai sering mengeluarkan kebijakan  yang menyengsarakan rakyat.

Lebih lanjut, dia menuding kebijakan Menteri Susi telah menimbulkan kesengsaraan berupa Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) 637.000 orang. Kata Daniel, angka pengangguran itu di antaranya anak buah kapal (ABK) 103.000 orang,  buruh pengolahan ikan 75.000 orang, pembudidaya kepiting dan rajungan 400.000 orang, dan pembudidaya ikan kerapu 50.000 orang. Namun, bila dijumlahkan, angka yang disebutkan Daniel hanya 628.000 orang, bukan 637.000 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com