Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Keuntungan jika Kereta Boleh Masuk Pelabuhan Tanjung Priok

Kompas.com - 28/09/2015, 08:19 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Edi Sukmoro menyebut setiap lokomotif kereta sanggup menarik 30 kontainer. Ia pun membeberkan sejumlah keuntungan yang akan didapat bila nantinya kereta diperbolehkan masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok.

Menurut Edi, kemampuan daya angkut lokomotif itu tidak hanya akan mengatasi permasalahan masa inap kontainer atau dwell time di pelabuhan tersebut, tetapi juga permasalahan kemacetan di jalan raya, khususnya di Jakarta Utara yang merupakan wilayah sekitar Pelabuhan Tanjung Priok.

"Kalau 30 kontainer ini dibawa pakai truk, mau berapa banyak? Kalau 30 bisa sekalian, tentu akan menolong beban di jalan raya. Karena kontainer tidak perlu lagi satu-satu lewat jalan raya," kata dia kepada Kompas.com pada Kamis pekan lalu.

Edi yakin kemampuan daya angkut lokomotif yang ia nilai besar itu juga akan menciptakan efisiensi biaya distribusi. Hal itulah yang disebutnya membuat mulai banyak pelaku usaha yang mengusulkan dibangunnya jalur kereta dari Pelabuhan Tanjung Priok langsung ke kawasan industri, khususnya kawasan industri di Cikarang, Bekasi.

"Pabrik-pabrik di Cikarang itu sudah menggunakan kereta untuk menarik barang-barangnya. Mereka sudah banyak yang menawarkan supaya dibangun jalur kereta langsung ke lokasi industrinya. Tapi sekarang yang belum kebuka itu kan pelabuhannya. Makanya sekarang pelabuhannya yang kita tolong," ujar dia.

Seperti diberitakan, Menteri Koordinator Maritim Rizal Ramli berencana membuka kembali jalur kereta menuju ke dalam Pelabuhan Tanjung Priok. Ia yakin hal ini akan membuat kontainer bisa segera terangkut.  Rizal bahkan memimpin langsung kegiatan pembongkaran beton yang selama ini menutupi rel kereta yang dibangun ketika masa penjajahan Belanda itu. (baca: "Kepret" Pelindo II, Rizal Ramli Hancurkan Beton di Tanjung Priok)

Beberapa waktu lalu, Direktur Komersial PT KAI Herlianto juga mengatakan, saat ini pihaknya dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan sedang membenahi sistem persinyalan yang ada di jalur kereta menuju pelabuhan tersebut.

Menurut Herlianto, pembenahan sistem persinyalan ditargetkan rampung paling lambat pada akhir tahun ini. "Kalau persinyalannnya sudah bagus, sudah bisa. Kereta kan sangat tergantung pada persinyalan. Mudah-mudahan tahun ini selesai," ujar dia di Stasiun Juanda, Jumat (18/9/2015). (baca: PT KAI: Kereta Barang Sekali Angkut Bisa 30 Kontainer)

baca juga: Satgas: Akan Ada Perlawanan dari Mafia Tanjung Priok ke Rizal Ramli

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com