Presiden Joko Widodo beserta tamu penting lainnya menyaksikan pengerukan tanah pertama saat peletakan batu pertama mega proyek kereta cepat dan pengembangan sentra ekonomi koridor Jakarta Bandung di Perkebunan Teh Mandalawangi Bagian Maswati di Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (21/1/2016). Proyek kerjasama Indonesia dan Tiongkok itu untuk meningkatkan efisiensi mobilitas barang dan orang.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, pengurusan perizinan kereta api cepat ini merupakan yang tercepat sepanjang sejarah Indonesia. ”Bahkan izin pinjam pakai hutan saja tiga hari selesai,” katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Bintang Perbowo mengatakan, meski pengurusan izin dinilai cepat atau terburu-buru oleh banyak pihak, semua perizinan itu dilakukan dengan benar sesuai peraturan yang berlaku.
Rekayasa struktur
Kepala Bidang Pemantauan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Gunung Api (PVMBG) Gede Suantika mengatakan, daerah Walini yang menjadi lokasi peletakan batu pertama pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung merupakan daerah paling rawan longsor. Dibutuhkan rekayasa struktur bangunan agar risiko bisa diminimalkan.
”Sepanjang jalur kereta api cepat ini memang zona rawan longsor. Namun, di lokasi peletakan batu pertama pembangunan proyek ini, merupakan yang paling rawan,” kata Gede Suantika.
Bandriyo, Kepala Bidang Mitigasi Bencana, Gempa Bumi, dan Gerakan Tanah PVMBG menyarankan agar dilakukan kajian secara rinci tentang potensi gerakan tanah di jalur ini.
Selain ancaman longsor, daerah ini juga rentan terdampak gempa bumi. Untuk gempa bumi diperlukan pembuatan sistem peringatan dini gempa sehingga kereta api bisa dihentikan sebelum gelombang gempa memengaruhi perjalanan kereta api.
”Sampai sekarang kita belum mempunyai sistem peringatan dini gempa,” kata Kepala Bidang Mitigasi Bencana Gempa dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono.
Terkait penggunaan lahan Lanud TNI AU Halim Perdanakusuma, Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Dwi Badarmanto mempersilakan lahan Lanud Halim digunakan untuk proyek KA cepat Jakarta-Bandung. (NAD/ARN/AIK/CHE/ONG/SON)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 Januari 2016, di halaman 1 dengan judul "KA Cepat untuk Pertumbuhan".
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.