Ia menghindari bentuk sudut agar tidak mudah melukai anak-anak dan menggunakan pewarna yang aman untuk anak-anak.
Dengan kelebihan itu, produknya banyak dipakai oleh sekolah-sekolah dan kelompok bermain di Indonesia.
"Memang untuk pasar lokal sampai sekarang lancar-lancar saja, terutama yang kami kirim ke Medan, Surabaya, kadang-kadang juga Papua, Gorontalo, Banjarmasin juga pernah. Batam, Bali, kayanya hampir seluruhnya pernah pakai produk saya," ujarnya.
Ditengah serbuan permainan digital, usaha Suparjan ini seharusnya mendapat apresiasi dan penghargaan yang selayaknya, bukan malah dipersulit.
Permainan anak-anak ini meski sekilas nampak sederhana, namun mampu melatih saraf motorik anak dan membantu anak berkreasi sesuai imajinasi mereka, sehingga tumbuh kembang anak bergerak ke arah yang positif.
Suparjan masih berharap, di era Pemerintahan Joko Widodo dengan semangat Nawa Cita-nya, produk mainan edukatifnya akan terus berkembang dan mampu bersaing dengan produk-produk luar negeri.
"Saya mohon SNI ini biayanya terjangkau. Saya masih bermimpi kembali tembus pasar Eropa," pungkasnya.