Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR: Orang Kaya Pakai Elpiji 3 Kg, Apa Tidak Malu?

Kompas.com - 23/02/2016, 15:29 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Distribusi terbuka gas Elpiji bersubsidi tabung 3 kilogram (kg) dikritik. 

Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) mendesak PT Pertamina (Persero) selaku penyalur Elpiji mengatur distribusi agar lebih tepat sasaran. 

Sejumlah anggota Komisi VI DPR menyampaikan kritikan dan masukan langsung ke direksi Pertamina, dalam rapat dengar pendapat, yang digelar Senin (22/2/2016), seperti Endang Srikarti Handayani dari Fraksi Partai Golkar, dan Primus Yustisio dari Fraksi Partai Amanat Nasional. 

Hadir dalam rapat tersebut Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, dan jajaran direksi. 

Endang mengatakan, harga Elpiji di daerah, utamanya perdesaan tidak sama, atau lebih mahal dari harga yang ditetapkan di tingkat agen. 

Di sisi lain, Endang bilang banyak menemukan warga kelas atas yang konsumsi gasnya masih menggunakan Elpiji 3 kg. 

"Mohon Pak Dirut instruksikan lah. Orang kaya-kaya itu juga pakai Elpiji 3 kg. Apa ya tidak malu? Jadi tolong Pertamina ini agar membuat ditribusinya lebih disiplin lah," ucap Endang. 

Bahkan, dia meminta direksi Pertamina untuk menyisir sendiri apa yang dia temukan di lapangan. 

Menurut Endang, harusnya orang-orang kaya tersebut mengkonsumsi gas non-subsidi. 

Apabila mereka menolak, sambung Endang, Pertamina bisa memberikan sanksi tegas. 

Senada dengan Endang, Primus Yustisio juga menyampaikan distribusi terbuka Elpiji 3 kg rawan diselewengkan. 

Malah, kata Primus, banyak masyarakat yang berhak mengkonsumsi Elpiji 3 kg di pelosok daerah yang justru sulit mengakses. 

"Pendistribusian tabung 3 kg tidak menyeluruh, bahkan kami mensinyalir ada permainan, entah dari Pertamina atau agen, ya pokoknya ini tanggungjawab Pertamina," ucap Primus. 

Kurang meratanya agen yang bisa menjangkau pelosok wilayah, juga membuat harga Elpiji 3 kg tidak sama. 

Primus bilang, di daerah-daerah terpencil, harga satu tabung bisa mencapai Rp 25.000, jauh lebih mahal dari pasaran di agen yang sekitar Rp 15.500 per tabung. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com