Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asa Dusun Seriwe Menuju Wilayah yang Mandiri Energi dan Ekonomi

Kompas.com - 19/04/2016, 10:31 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Energi yang dihasilkan cukup untuk memompa air selama 4 jam sehari. Air hasil pompa yang masih asin tersebut lalu diolah dengan teknik desalinasi agar layak dikonsumsi, melalui teknologi dari Awina Sinergi Indonesia, yang ahli di bidang energi terbarukan.

Air hasil desalinasi, akan digunakan koperasi Cottoni untuk dua hal. Yakni untuk pengolahan rumput laut jadi dodol dan kerupuk. Serta untuk dijual ke warga dengan harga Rp 5.000 per galon.

"Kami targetkan, penjualan galon air bisa mencapai 100 galon per hari sehingga kami bisa mendapatkan Rp 500.000 per hari untuk operasional dan biaya perawatan pompa," lanjut Syaifuddin.

Sementara itu, pemasukan lain diharapkan datang dari pemasaran olahan rumput laut berupa dodol dan krupuk.

Harga jual dodol aneka rasa Rp 20 ribu-Rp 25 ribu per dus kecil. Sementara, kerupuk dijual Rp 10.000 - Rp 15.000 per kemasan. Pemasaran akan dibantu dari tim Universitas Mataram dan Universitas Gunung Rinjani.

Siti Badriyah, Head of Business Development Awina Energy, mengatakan pompa air laut yang dioperasikan memerlukan biaya perawatan Rp 234.000 per hari. Antara lain, untuk penyaring Reverse Osmosis (RO) yang butuh diganti per dua tahun.

Kemudian untuk aki baterai yang juga butuh penggantian per dua tahun. Juga untuk kontroler, inverter, filter karbon dan sebagainya. "Saat ini sebagian besar komponen adalah komponen lokal. Dan teknik ini mudah diduplikasi untuk keberlanjutan program," kata dia.

Irna Nirwani Dajadiningrat, Dosen Unsada dan juga Tim Proyek Pengembangan Desa E3i Seriwe, mengatakan proyek ini hanya berumur 3 tahun. Saat ini, sudah memasuki tahun ke dua.

"Dana yang dikucurkan Mitsui besar untuk proyek ini, tapi dari hitungan kami, dalam 3 tahun dusun ini bisa mencapai pendapatan mandiri dan bahkan bisa mengembalikan investasi yang masuk," kata dia.

Sementara, Dadang Solihin, Rektor Unsada, berharap proyek ini dapat menjadi proyek berkelanjutan yang dapat menopang kehidupan alam sekitar untuk para warga, hingga anak cucu mereka.

"Kami berharap program ini berkelanjutan. Ada perubahan di rektorat Unsada atau di pemerintahan, program terus berjalan," kata dia dalam kunjungannya ke Dusun Seriwe, Senin (18/4/2016).

Sementara Shuntaro Tanaka, Former Chairman Nanzankai Private Research & Discussion Club, yang jadi penasehat teknis program ini, mengatakan program energi terbarukan ini penting bagi kerja sama Indonesia dan Jepang untuk energi terbarukan.

Sebab, saat ini kompetisi semakin ketat dan setiap wilayah dituntut untuk mandiri secara ekonomi dan energi.

"Masih banyak wilayah lain di Indonesia yang butuh mandiri listrik. Kami berkomitmen menyumbangkan keahlian kami untuk pembangunan infrastruktur energi terbarukan di Indonesia," papar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com