Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bambang P Jatmiko
Editor

Penikmat isu-isu ekonomi

Kebangkitan Komunisme dan Kelas Menengah "Ngehek" di Indonesia

Kompas.com - 06/06/2016, 10:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

 

Meski berjasa dalam melawan Belanda, gesekan dengan kelompok lain menjadikan PKI dianggap sebagai musuh bersama. Tak hanya itu, gagasan masyarakat tanpa kelas dan kepemilikan aset secara kolektif juga kurang populer.

Kelas Menengah

Seperti dibicarakan sebelumnya, belakangan ini sejumlah pihak menengarai bahwa komunisme akan bangkit di Indonesia. Bahkan dengan berapi-api diserukan agar seluruh rakyat Indonesia mewaspadai gerakan tersebut.

Ada yang menganggap itu serius. Apalagi komunisme dikaitkan dengan ateisme yang membuat sejumlah ormas ikut menyerukan bahaya kebangkitan ideologi tersebut di Indonesia.

(Baca: FPI Sebut Masyarakat Tak Sadar PKI Mulai Bangkit, Apa Buktinya?)

Namun demikian, ada juga yang menertawakan klaim tersebut, lantaran dianggap mengada-ada. Beberapa menyebut seruan itu hanya untuk mencari proyek, serta ada motivasi politik di baliknya.

Kalau saya? Ya, sebagai orang yang pemahaman agamanya masih "hijau" serta buta terhadap masalah politik, memilih untuk tidak serius maupun tidak tertawa. 

Namun di sini saya cuma mau bertanya, apa iya komunisme akan bangkit di Indonesia?

Sebagaimana diketahui, Indonesia dihuni bukan oleh kelas pekerja yang tertindas oleh struktur produksi yang eksploitatif. Melainkan, didominasi oleh kelas menengah yang terkadang sudah merasa sebagai borjuis meski tak borjuis-borjuis amat. 

Sejauh ini, jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia mencapai 70 persen dari total penduduk.

Mengutip Asian Development Bank (2010), definisi kelas menengah adalah mereka dengan belanja per kapita per hari di rentang 2 dollar AS hingga 20 dollar AS atau sekitar Rp 27.000 hingga 270.000 per hari per orang.

Tak hanya sebatas itu kelas menengah didefinisikan. Hal lain yang juga menjadi ciri kelas menengah adalah golongan yang konsumtif dan senang berutang.

Untuk apa berutang dan konsumtif? Ya untuk menunjukkan bahwa dirinya bukan lagi kelas bawah. 

Atau dalam terminologi Marxisme, kelas menengah ingin menunjukkan dirinya sebagai kelas borjuis dan bukan lagi proletar. Meskipun dalam kenyataannya belum masuk kategori borjuis yang menguasai alat-alat produksi.

Karena gayanya yang ingin seperti borjuis itulah, beberapa orang menambahkan atribut "ngehek" untuk masyarakat kelas menengah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com