Kembali ke tema Ramadhan, sayangnya banyak merek yang melupakan hal di atas sehingga tampak sekali segala bentuk komunikasi yang dilakukan pada bulan Ramadhan sebatas ‘aji mumpung’ atau bahkan ikut-ikutan.
Akan sangat disayangkan jika tone dari sebuah tactical campaign Ramadhan menjadi "belang-blentong jika dibandingkan dengan thematic campaign secara keseluruhan.
Banyak merek justru teriak-teriak di Bulan Suci untuk mengomunikasikan mereknya. Mereka tidak menyapa pelanggannya, namun asyik dengan membangga-banggakan diri mereka sendiri. Mereka lupa bahwa ada pelanggan yang harus disapa, diperhatikan kebutuhannya.
CRM, bukan Sales Promotion
Diskon dan iklan, dua hal dalam komunikasi pemasaran yang sangat meningkat aktivitasnya di bulan Ramadhan. Padahal justru saat itulah kebutuhan konsumen sedang meningkat. Artinya ketika kebutuhan meningkat maka ada atau tidak diskon dan iklan, produk akan tetap dicari dan dibeli.
Dalam kelas, saya sering menganalogikan secara sederhana perbedaan periklanan dengan Customer Relationship Management (CRM). Periklanan saya sering analogikan sebagai pendekatannya (PDKT) merek pada konsumen. Saat itu jelas yang keluar akan yang baik-baik saja, ya namanya juga PDKT.
Saat terjadi transaksi pembelian, itulah yang disebut dengan "jadian". Merek dan konsumen "berpacaran" dan kini konsumenpun dapat disebut sebagai pelanggan.
CRM justru adalah sebuah jurus untuk mempertahankan hubungan tersebut. CRM membuat apa yang awalnya "mesra" diharapkan dapat seterusnya mesra. Bukannya mesra hanya saat PDKT, tapi begitu jadian malah bosan.
"Kemesraan" antara merek dan pelanggan justru dapat diperhatikan jika merek dapat selalu memahami kebutuhan pelanggan.
Dalam bulan Ramadhan, tentulah pelanggan punya kebutuhan yang berbeda dari bulan-bulan biasanya. Kebutuhan pelanggan bukanlah sekadar diskon, namun bagaimana ibadah mereka di Bulan Suci dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Momen Bulan Suci ini seharusnya dapat digunakan oleh merek untuk memaksimalkan fungsi CRM-nya, alih-alih hanya sekadar melakukan aktivitas sales promotion dan periklanan.
Melalui konsep Recency, Frequency, Monetary (RFM) dalam bulan ini bahkan merek dapat menentukan dan mengevaluasi, hubungan dengan pelanggan mana yang mereka harus tingkatkan, lanjutkan atau tinggalkan. Melalui RFM akan diketahui mana pelanggan yang memang loyal dan mana yang hanya sekadar pemburu diskon.
Peluang menyapa pelanggan di Bulan Suci juga dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan aktivitas sampling dan personal selling. Tentunya harus disiapkan tenaga sales yang mampu berkomunikasi dengan baik pada pelanggan, bukan hanya menawarkan ini-itu tanpa tahu kebutuhan pelanggan sesungguhnya.
Beberapa merek telah berhasil menyapa pelanggannya dengan baik di Bulan Suci melalui aktivitas CRM yang mereka lakukan. Mengadakan mudik gratis, buka puasa bersama dan masuk dalam komunitas-komunitas keagamaan justru akan lebih efektif untuk membangun hubungan jangka panjang daripada sebuah diskon jangka pendek.
Yang harus diingat, apapun aktivitas di bulan Ramadhan haruslah tetap mengacu pada thematic campaign merek tersebut. Jangan sampai pelanggan justru akan menilai merek yang pragmatis sehingga kehilangan identitasnya demi mencari pelanggan-pelanggan baru. Siapapun tidak ada yang suka ‘diselingkuhi’ kan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.