Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aprindo Nilai Operasi Pasar Pemerintah Bukan Solusi Tekan Harga Pangan

Kompas.com - 15/06/2016, 12:45 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menilai operasi pasar (OP) yang dilakukan Pemerintah untuk menekan harga pasar itu bukanlah solusi untuk menurunkan harga pokok sejumlah komoditas pangan.

Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta berpendapat, efektivitas operasi pasar untuk menurunkan harga hanya bersifat sementara.

"Tidak ada dampak operasi pasar itu. Kalau operasi pasar selesai tetap saja harga akan naik lagi. Karena harga di dalam (pasar) itu akan tetap tinggi," kata Tutum saat diskusi di kantor Core Indonesia, Jakarta, Selasa (14/6/2016).

"Justru langkah OP ini ditertawakan sama pihak luar negeri. Kata mereka Indonesia hebat bisa menurunkan harga dalam sekejap, tapi setelah itu malah naik lagi," ucap Tutum.

Tutum menuturkan permasalahan tingginya harga bahan pokok itu dikarenakan pasokan yang ada belum mencukupi. Sehingga, katanya, pemerintah harusnya menambah bahan pokok sehingga bisa menurunkan harga.

"Kami ini orang lapangan (pedagang). Dan saya bertahun-tahun jualan, tapi tiba-tiba harga cepat naik. Itu karena pasokan dan permintaan tidak tercukupi. Kalau kami hanya cari margin saja. Mestinya pemerintah bisa selesaikan itu," ungkap dia.

Tutum berharap pemerintah ke depannya kejadian seperti ini tidak terjadi di tahun berikutnya. Ia juga berharap pemerintah harus punya pemikiran panjang untuk menangani masalah ini seperti menambah pasokan bahan pokok dari petani lokal.

Kompas TV Bulog Jual Daging Sapi Impor Lebih Murah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com