Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Teddy Oetomo

Head of Intermediary PT Schroder Investment Management Indonesia 

Pengelolaan Kas Secara Efisien

Kompas.com - 21/06/2016, 07:30 WIB
Kompas TV Ini Dia Cara Investasi Reksadana
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

Di sisi lain, pribadi-pribadi ini dengan rela setuju untuk membayar tingkat suku bunga tinggi hingga dua digit untuk membiayai konsumsi mereka.

Untuk pribadi yang telah berinvestasi, pengelolaan kas seringkali berarti menjaga tingkat kas yang cukup dalam portofolio mereka.

Memiliki terlalu banyak kas akan menurunkan potensi keuntungan di masa depan, dikarenakan kas tidak memberikan imbal hasil.

Di sisi lain, memiliki terlalu sedikit kas meningkatkan resiko portfolio investasi mereka. Pertama, pada saat kekurangan kas, investor dapat membuat keputusan investasi tidak masuk akal, misalkan menjual sebagian investasi mereka pada harga jual yang kurang optimal.

Kedua, memiliki terlalu sedikit kas berarti investor dapat kehilangan kesempatan apabila tiba-tiba muncul potensi investasi di harga yang menarik.

Kepemilikan Aset

Selain pengelolaan tingkat kas yang tepat, investor juga perlu memeringkat aset yang mereka miliki dalam portofolio mereka sesuai dengan tingkat likuiditasnya. Sebagai contoh, investasi yang dimiliki dalam reksadana menunjukan likuiditas yang lebih tinggi daripada properti.

Salah satu alasannya adalah karena untuk masuk ke dalam instrumen reksadana di Indonesia, seseorang hanya memerlukan Rp 100.000.

Selain itu, pada saat adanya keperluan terhadap kas, kepemilikan dalam reksadana dapat dicairkan dengan hasil yang akan tersedia dalam waktu kurang dari 7 hari kerja.

Lebih penting lagi, kepemilikan dalam reksadana dapat dicairkan sebagian dan berdasarkan pada harga pasar yang berlaku.

Sekarang, mari kita bandingan dengan contoh kepemilikan dalam properti, yang memiliki peringkat lebih rendah dalam hal likuiditas. Seringkali, pada saat kita perlu menjual aset properti kita secara cepat, kita disudutkan untuk menerima harga yang didiskon.

Selain itu, pada saat kita menjual aset properti kita, kita harus menjualnya secara keseluruhan. Bayangkan apabila anda memiliki properti Rp 1 miliar dan tiba-tiba anda membutuhkan dana Rp 250 juta.

Anda harus menjual seluruh properti. Anda tidak bisa menjual seperempat properti anda atau misalnya hanya satu dari empat kamar.

Kami tidak mengatakan bahwa investasi properti lebih tidak menarik dibandingkan reksadana namun hanya menggambarkan perbedaan dalam likuiditas yang ditunjukkan oleh setiap kelas aset yang berbeda.

Sebagai kesimpulan, dalam hidup atau investasi, pengelolaan tingkat kas yang benar sangatlah penting. Besarnya kas yang dimiliki berbeda untuk setiap pribadi.

Untuk yang membutuhkan strategi dalam keuangan pribadi mereka, sangat dianjurkan untuk meminta nasihat dari perencana keuangan profesional.

Namun, carilah perencana keuangan yang dapat membantu anda untuk mencapai tujuan investasi anda, tidak hanya berusaha untuk menjual produk kepada anda.

(Pandangan dan opini yang terdapat didalam adalah pendapat dari Tim Penjualan Intermediary Schroders Indonesia, dan belum tentu mewakili pandangan yang diungkapkan atau mencerminkan pendapat dari PT Schroder Investment Management Indonesia ("Schroders Indonesia").

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com