Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Teddy Oetomo

Head of Intermediary PT Schroder Investment Management Indonesia 

Pengelolaan Kas Secara Efisien

Kompas.com - 21/06/2016, 07:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

KOMPAS.com - Ada pepatah yang mengatakan bahwa “Kas adalah raja”. Tidak memiliki kas yang cukup telah mendorong banyak pribadi, bahkan perusahaan, jatuh ke dalam masalah dan bahkan kebangkrutan.

Namun, memiliki kelebihan jumlah kas berarti kehilangan peluang yang lebih baik untuk mendapatkan keuntungan atau pengembalian (forgoing returns).

Bayangkan apabila seseorang memiliki Rp 1 juta dan menaruhnya dalam deposito antara 2005 dan 2015. Dana yang dimilikinya akan bertambah dari Rp 1juta di 2005 menjadi sekitar Rp 2,25 juta pada 2015, tanpa menghitung beban dan biaya bank.

Di 2005, Rp 1 juta dapat digunakan untuk membeli sekitar 18 kilogram (kg) daging sapi dan di 2015, Rp 2,25jt masih dapat digunakan untuk membeli 18 kg daging sapi.

Dengan demikian, walaupun nominalnya naik dua kali lipat, kemampuan daya beli riil pribadi tersebut tidak berkembang walaupun telah berinvestasi selama satu dekade.

Apabila yang digunakan adalah rekening tabungan dan bukan deposito berjangka, pribadi tersebut akan mengalami pengurangan signifikan dalam daya belinya.

Rp 1 juta yang ditempatkan dalam rekening tabungan di 2005 hanya akan bertambah menjadi Rp 1,2 juta di 2015, di mana pada saat itu jumlah tersebut hanya setara dengan harga untuk membeli 10 kg daging sapi.

Kas adalah Raja?

Dengan demikian, tidak sepenuhnya benar bahwa kas adalah raja, namun lebih tepatnya, kita harus mengelola tingkat kas kita dengan baik.

Pengelolaan tingkat kas mungkin memberikan arti yang berbeda-beda untuk masing-masing orang.

Untuk pribadi, hal ini seringkali berarti mengelola pendapatan sehubungan dengan pengeluaran. Kuncinya disini sederhana. Pengeluaran harus lebih rendah daripada pendapatan.

Aturan umumnya adalah seseorang harus memiliki sebagian asetnya disimpan dalam bentuk kas. Besarnya simpanan kas tergantung pada kondisi setiap pribadi namun setidaknya harus cukup untuk menanggung pengeluaran darurat yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya.

Satu hal yang dapat dipertimbangkan adalah bagi pribadi yang menerima bonus tahunan dari pekerjaannya untuk mengesampingkan bonus tersebut sebagai simpanan kas.

Sepanjang tahun, apabila simpanan kas digunakan sebagian atau seluruhnya, pribadi tersebut harus menggantinya setelah menerima bonus kas, atau menyisihkannya dari pendapatan bulanan mereka.

Investasi

Halaman:


Terkini Lainnya

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com