Artinya, ekspor Indonesia ke negara-negara UE jauh lebih besar dibandingkan ke Ingris.
Neraca perdagangan Indonesia terhadap Inggris selalu surplus. Artinya nilai ekspor Indonesia ke Inggris lebih besar ketimbang impor Indonesia dari Inggris.
Maka itu, dilihat dari sisi perdagangan, Brexit kemungkinan tidak akan berpengaruh signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Investasi
Bagaimana dari sisi investasi?
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi langsung (foreign direct investment) Inggris di Indonesia tahun 2015 sebesar 503 juta dollar AS atau 1,71 persen dari total PMA senilai 29,27 miliar dollar AS.
Inggris merupakan negara kesepuluh terbesar dalam jumlah investasi di Indonesia. Nilai investasi Inggris masih di bawah Singapura, Malaysia, Jepang, dan Belanda.
Namun, dibandingkan negara-negara UE, investasi Inggris merupakan kedua terbesar setelah Belanda.
Jadi, dari sisi investasi, pengaruh Inggris relatif lebih besar ketimbang pengaruhnya dari sisi perdagangan.
Kendati demikian, dilihat dari nilainya, investasi Inggris juga tidak berpengaruh signifikan terhadap PDB Indonesia.
Dengan kata lain, jika ekonomi Inggris ambruk gara-gara Brexit, pengaruhnya relatif kecil terhadap fundamental perekonomian Indonesia.
Lalu, bagaimana jika perekonomian Inggris maju pesat setelah Brexit.
Nah, inilah yang menjadi tantangan Indonesia.
Menurut ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Dzulfian Syafrian, Indonesia bisa mengambil keuntungan dari Brexit jika pemerintah Indonesia proaktif melobi pemerintah Inggris.
Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah membuat bilateral Free Trade Agreement (FTA) dengan Inggris.
Kesimpulannya, dalam jangka pendek, pasar keuangan Indonesia mungkin agak bergejolak gara-gara Brexit.
Namun dalam jangka panjang, Brexit justru bisa menguntungkan Indonesia secara fundamental.