JAKARTA, KOMPAS.com - PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife) mencatat perolehan premi baru selama semester I 2016 sebesar Rp 1,8 triliun. Angka ini tumbuh 28 persen dibandingkan periode sama tahun 2015 yang sebesar Rp 1,4 triliun.
“Kami optimistis kinerja manulife tahun ini bisa tumbuh signifikan. Dalam semester pertama tahun ini, bisnis kami meningkat pesat baik di kanal agency, bancassurance, employee benefit, asset management, hingga syariah,” tutur Presiden Direktur dan CEO Manulife Indonesia Indren S Naidoo di Jakarta, Rabu (31/8/2016).
Naidoo menjelaskan, premi bisnis baru itu berasal dari produk investasi sekitar Rp 1 triliun dan produk proteksi sebesar Rp 764 miliar.
Pada semester I tahun lalu, premi baru dari produk investasi Manulife sebesar Rp 785 miliar dan proteksi sebesar Rp 652 miliar.
Adapun total premi dan deposit Manulife selama semester I 2016 mencapai Rp 9,1 triliun, tumbuh 12 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 8,1 triliun.
Sementara pembayaran klaim dan manfaat mencapai Rp 3,4 triliun, relatif sama dibandingkan tahun lalu.
Menurut Naidoo, prospek ekonomi Indonesia ke depan sangat bagus. Pasalnya, pemerintah kini gencar membangun infrastruktur.
Di samping itu, jumlah kelas menengah Indonesia juga terus meningkat dan diperkirakan mencapai 100 juta orang pada tahun 2020.
Pertumbuhan ekonomi dan jumlah kelas menengah itu akan mendorong pertumbuhan bisnis asuransi, terutama dari sisi produk-produk investasi.
“Makanya Manulife fokus pada produk unit link. Apalagi saat ini, 80 persen kontribusi premi berasal dari produk investasi unit link,” tutur Naidoo yang resmi bergabung dengan Manulife sejak 11 Mei 2016.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.