Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Asuransi dalam Pembangunan Pembangkit "Geothermal"

Kompas.com - 08/11/2016, 09:46 WIB
Kompas TV Semburan Diduga Akibat Eksplorasi Panas Bumi

"Padahal, tidak seperti pengembangan energi fosil, pengembangan pemanfaatan energi terbarukan (panas bumi) semestinya lebih mudah mendapat pinjaman lunak dunia, seperti melalui mekanisme kerja sama negara maju untuk melakukan aktivitas pembangun proyek “Low Carbon, rendah emisi CO2” dan lain-lainnya," kata Riki, yang juga menjabat sebagai Dewan Pakar Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia.

Tantangan ketiga, pengesahan dari badan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan menjabarkan ‘Term and Condition’ bersama perhitungan teknis aktuaria sebagai dasar perhitungan premi asuransi.  

Asumsi atas pengeboran sumur eksplorasi dan pengembangan pemanfaatan energi panas bumi mudah didapat dan tidak sulit dibuatkan formula untuk perhitungan teknis aktuaria, sebagaimana asuransi di sektor migas Indonesia.

Tantangan keempat, semua pihak harus memahami bahwa pengeboran panas bumi merupakan kegiatan yang tidak terlalu tinggi risikonya dibandingkan dengan pengeboran hidrokarbon (minyak dan gas).

Selain itu, lokasi sumur panas bumi letaknya selalu di daratan, dan bukan di lautan, sehingga dapat diyakinkan jaminan asuransi eksplorasi atas pinjaman dana geothermal (FDG) pemerintah guna kegiatan eksplorasi atau pencarian sumur energi panas bumi.

Dengan demikian, dana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dapat dikembalikan (tidak hilang), dengan jangka waktu yang disepakati oleh kedua belah pihak (pengembang dan PIP atau SMI).  

Tantangan kelima, insentif untuk pengembangan pemanfaatan energi terbarukan seperti energi panas bumi yang bersih lingkungan perlu mendapat kebijakan insentif yang signifikan menarik dari pemerintah. Misalnya, melalui skema adanya asuransi yang telah berhasil dilakukan di beberapa negara.

"Tidak diragukan, asuransi risiko eksplorasi sebagai mitigasi risiko atas kegagalan pengeboran eksplorasi panas bumi, juga diperlukan sebagai mitigasi biaya untuk pendanaan proyek (project financing), dalam upaya pelaksanaan kegiatan pembangunan proyek ‘zero’ emisi CO2 di indonesia", pungkas Riki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com