Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Fajar Marta

Wartawan, Editor, Kolumnis 

Demo Sejuk 411 dan Ekonomi yang Menjanjikan

Kompas.com - 09/11/2016, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

Kenaikan peringkat dan skor kemudahan berbisnis di Indonesia tidak terlepas dari dikeluarkannya 13 paket kebijakan ekonomi oleh pemerintah.

Inti dari paket-paket kebijakan tersebut antara lain memangkas perijinan dan birokrasi yang berbelit, meningkatkan daya saing, mendorong investasi, dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Demo damai 411 dan membaiknya lingkungan berbisnis niscaya akan memicu geliat investasi di Tanah Air, yang sejauh ini sudah cukup marak meskipun belum optimal.

Berdasarkan data BKPM, realisasi penanaman modal sepanjang Januari – September 2016 mencapai Rp 453,4 triliun.

Realisasi tersebut terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 295,2 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 158,2 triliun.

Realisasi investasi hingga akhir triwulan III 2016 telah mencapai 76,2 persen dari target tahun 2016 yang sebesar Rp 594,8 triliun.

Pertumbuhan ekonomi

Beberapa hari setelah demo 411, BPS mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2016 yang sebesar 5,02 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Angka tersebut melambat jika dibandingkan pertumbuhan triwulan II 2016 yang mencapai 5,19 persen. Perlambatan disebabkan oleh kontraksi pada komponen konsumsi pemerintah dan ekspor impor.

Akibat pemangkasan anggaran belanja negara, PDB konsumsi pemerintah pada triwulan III 2016 turun 2,97 persen dibandingkan periode sama sebelumnya. Adapun PDB ekspor barang dan jasa turun 6 persen.

Dua komponen utama yakni konsumsi rumah tangga dan investasi modal tetap tumbuh positif masing-masing sebesar 5,01 persen dan 4,06 persen.

Kendati sedikit melambat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2016 tetap merupakan salah satu yang terbaik di muka bumi.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya kalah dibandingkan Tiongkok (6,7 persen), India (5,3 persen), Vietnam (6,4 persen), dan Filipina (7 persen).

Beberapa negara yang berbasis komoditas seperti halnya Indonesia macam Brazil dan Russia faktanya tak mampu mengantisipasi pelemahan ekonomi global yang terjadi sejak tahun lalu.

Kedua negara yang sempat digadang-gadang sebagai macan dunia itu mengalami pertumbuhan negatif sejak tahun 2015.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com