JAKARTA, KOMPAS.com - Target penerimaan pajak 2016 diyakini tidak akan tercapai. Realisasinya diperkirakan hanya Rp 1.148,8 triliun, atau 85 persen dari target Rp 1.355,2 triliun.
Bila dibandingkan 2015, perkiraan realisasi penerimaan pajak 2016 masih lebih baik. Tahun lalu realisasi hanya Rp 1.060 triliun dari target Rp 1.294 triliun.
Peningkatan realisasi penerimaan pajak 2016 ditolong oleh pelaksanaan program pengampunan pajak atau tax amnesty.
"Terdapat penerimaan sebesar Rp 170 triliun (dari tax amnesty periode pertama)," ujar Partner Tax Research & Training Service DDTC B Bawono Kristiaji di Jakarta, Rabu (23/11/2016).
Meski ada tambahan penerimaan dari tax amnesty, realisasi penerimaan pajak 2016 belum menembus 90 persen dari target.
Bawono mengungkapkan bahwa tax amnesty dan APBN yang kredibel akan memiliki pengaruh pada penerimaan pajak 2017.
Dari kajian DDCT, proyeksi penerimaan pajak tahun depan akan mencapai Rp 1.226 - Rp 1.241 triliun.
Artinya, realisasi pajak tahun depan diproyeksikan akan mencapai 94-95 persen dari target Rp 1.308 triliun.
Meski begitu, Bawono juga mengingatkan pemerintah untuk menjaga momentum tax amnesty. Perluasan basis data harus dilanjutkan dengan manajemen data yang terintegrasi dan mampu dioptimalkan untuk keperluan pemetaan potensi, verifikasi, hingga kesesuaian data.
Selain itu, pemerintah juga dinilai harus mengirim sinyal akan melakukan penegakan hukum pasca-program tax amnesty selesai pada Maret 2017. Dengan demikian, diharapkan pasca tax amnesty tercipta kepatuhan pajak yang lebih tinggi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.