Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Risiko Bisnis Global Teratas 2017, Apa Saja?

Kompas.com - 13/01/2017, 05:55 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Kalau melihat kembali ke tahun 2016 yang baru saja berakhir, ada beberapa peristiwa besar yang dampaknya dipandang masih akan terasa pada tahun 2017.

Sebut saja keluarnya Inggris dari Uni Eropa, terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS, masalah pengungsi, ketegangan geopolitik, maupun ancaman terorisme.

Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) baru-baru ini menerbitkan laporan bertajuk 2017 Global Risk Report.

Laporan ini memuat berbagai macam risiko yang menguar pada tahun 2017 dan dampaknya dalam berbagai aspek.

Dalam laporan yang dilansir tahunan berdasar survei tersebut, sekira 750 pakar menganalisa 30 risiko global dan 13 tren pokok yang bisa memunculkan interkoneksi risiko satu sama lain.

Dari sisi ekonomi, dampak dari pengangguran dipandang sebagai salah satu risiko terberat global tahun 2017.

Ini merefleksikan peningkatan polarisasi dan kesenjangan akibat lemahnya perbaikan ekonomi dan pesatnya perubahan teknologi.

“Meski tren ini disorot pada laporan tahun lalu, namun (risiko pengangguran) makin buruk dalam setahun terakhir dan berkaitan dengan tren-tren lainnya seperti ketidakstabilan sosial dan peningkatan populisme,” tulis WEF seperti dipetik dari laman resminya, Jumat (13/1/2017).

WEF menyatakan, dampak pengangguran maupun kekurangan lapangan kerja telah membentuk lingkaran besar, sehingga dinobatkan sebagai risiko teratas terhadap bisnis yang diidentifikasikan dalam laporan.

Adapun risiko lainnya adalah peningkatan maupun penurunan harga energi secara signifikan.

Naik-turun harga energi bak permainan yoyo mengancam tekanan ekonomi lebih lanjut, khususnya pada industri-industri ataupun kelompok konsumen yang sangat bergantung pada energi.

Dengan demikian, faktor risiko ini berada pada peringkat kedua.

Kemudian, risiko lainnya adalah kekhawatiran mengenai kemungkinan krisis fiskal.

Ini merefleksikan kecemasan terkait beban utang yang berlebihan, yang dapat memicu krisis utang maupun krisis likuiditas.

Risiko keempat terhadap bisnis secara global berdasarkan laporan WEF adalah kegagalan pemerintahan nasional.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com