Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja Arab Saudi Bidik Investasi di Sejumlah Negara

Kompas.com - 26/02/2017, 11:45 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Raja Salman dari Arab Saudi memulai rangkauan kunjungannya ke kawasan Asia selama tiga pekan pada hari ini, Minggu (26/2/2017). Kunjungan Raja Salman diyakini terkait pencarian akan investasi dan keahlian teknikal.

Pasalnya, eksportir minyak terbesar dunia ini sedang berupaya mendiversifikasi ekonominya.

Anjloknya harga minyak membuat ekonomi Arab Saudi merosot tajam, akibatnya mulai dari jebolnya anggaran, dicabutnya berbagai subsidi, dan mencari pinjaman ke lembaga internasional.

Mengutip Gulf News, Minggu, kunjungan Raja Salman ke Jepang dan Indonesia adalah yang pertama kali sejak monarki Arab Saudi terakhir mengunjungi kedua negara hampir 50 tahun silam.

Beberapa negara lain yang akan dikunjungi Raja Salman adalah Malaysia, China, dan Maladewa.

"Kunjungan ini akan menjadi yang pertama dalam 46 tahun. Sehingga, secara simbolis ini menjadi sangat penting," ujar Shigeto Kondo, periset di The Institute of Energy Economics di Jepang.

Negara tujuan pertama Raja Salman adalah Malaysia. Monarki Arab Saudi yang terakhir kali mengunjungi Malaysia adalah mendiang Raja Abdullah pada 11 tahun lalu.

Akan tetapi, ketika mengunjungi Jepang dan Indonesia, Raja Salman diekspektasikan mengincar hubungan ekonomi yang lebih kuat.

Tidak heran, karena Jepang adalah ekonomi terbesar ketiga dunia dan Indonesia adalah negara dengan populasi umat Muslim terbesar di dunia.

Dengan demikian, kunjungan Raja Salman ke Jepang dan Indonesia dianggap sebagai poin terpenting dalam rangkaian kunjungannya ke Asia.

Pada tahun 2016 lalu, Arab Saudi memulai upaya diversifikasi ekonomi dengan melakukan berbagai reformasi ekonomi dan sosial. Upaya ini dinamakan Visi 2030.

Dalam Visi 2030 tersebut, Arab Saudi mengejar pengembangan industri non-minyak, usaha kecil dan menengah (UKM), dan basis investasi yang lebih luas. Semua upaya tersebut membutuhkan serapan tenaga kerja lebih banyak pula.

Di Jepang, Arab Saudi mengincar pengembangan ekonomi terbarukan, hiburan, setktor digital, dan sebagainya. Arab Saudi pun mengharapkan kerja sama investasi di berbagai sektor lainnya.

"Jepang dan Arab Saudi tekah mulai bekerja sama dalam penciptaan lebih banyak ikatan ekonomi yang beragam di antara keduanya. Adaoun Jepang mencari keamanan energi, tentunya dari pemasok minyak utama," tutur Makio Yamada, periset di King Faisal Centre for Research and Islamic Studies di Riyadh, Arab Saudi.

Kabarnya kabinet Arab Saudi telah menyetujui rangkaian nota kesepahaman kerja sama ekonomi dengan berbagai negara Asia. Ini termasuk proposal kerja sama Arab Saudi dan Indonesia terkait pengembangan UKM.

Adapun di Malaysia, Arab Saudi mengincar kerja sama di bidang sumber daya manusia, industri, dan perdagangan. Di China, Arab Saudi diprediksi bakal memperkuat kerja sama dalam pemurnian minyak yang dioperasikan Saudi Aramco dan Sabic.

Kompas TV Rencana kedatangan raja Arab Saudi, Salman Bin Abdulaziz Al-Saud ke Indonesia pekan depan menegaskan adanya kerjasama yang semakin kuat antar kedua negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com