Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian Lingkungan Hidup Turut Kecam Resolusi Uni Eropa atas Produk Sawit

Kompas.com - 15/04/2017, 20:35 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menilai tanaman kelapa sawit paling ramah lingkungan dibandingkan jenis tanaman hutan lainnya.

Pernyataan ini menyusul resolusi yang dikeluarkan parlemen Uni Eropa terkait komoditas sawit yang dinilai masih menciptakan banyak masalah mulai dari deforestasi, korupsi, pekerja anak-anak, sampai pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

(Baca: Penelitian Ini Ungkap Kebun Sawit Bukan Penyebab Deforestasi )

 

Menurut Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bedjo Santoso, perkebunan sawit selama ini dinilai tidak ramah lingkungan.

Stigma negatif tersebut berasal dari informasi yang salah dan tidak memiliki dasar penelitian yang ilmiah.

“Semua stigma negatif itu berasal dari informasi yang tidak berdasar. Karena dari berbagai penelitian, semuanya itu tidak terbukti,” ujarnya melalui keterangan resmi, Sabtu (15/4/2017).

Bedjo mencontohkan, dari sisi penyerapan air, sawit justru lebih efisien. Dalam setahun, sawit menyerap air sebanyak 1.104 milimeter, lebih sedikit jika dibandingkan tanaman sengon (1.355 milimeter), jati (1.300 milimeter), mahoni (1.500 milimeter), maupun pinus (1.975 milimeter).

Sementara itu dari sisi penyerapan karbondioksida (CO2), sawit justru lebih banyak menyerap CO2 jika dibandingkan dengan empat tanaman hutan tersebut. Menurutnya, tiap hamparan sawit seluas 1 hektar mampu menyerap CO2 sebanyak 36 ton.

"Jumlah ini lebih banyak jika dibandingkan dengan tanaman sengon yang hanya mampu menyerap CO2 sekitar 18 ton, jati (21 ton), mahoni (25 ton), dan pinus (20 ton). Angka-angka tersebut merupakan fakta penelitian yang dilakukan oleh ahli di bidangnya. Ini bukan ngarang. Jadi di mana letak sawit tidak ramah lingkungan," kata Bedjo.

Menurut Bedjo informasi yang menyesatkan tersebut berasal dari pesanan barat yang tujuannya melindungi komoditasnya, baik itu tanaman rapeseed, sun flower (bunga matahari), maupun soybean (kedelai).

“Padahal justru tanaman sawit justru lebih efisien menggunakan lahan jika dibandingkan dengan tanaman rapeseed, bunga matahari, maupun kedelai itu. Perbandingannya sekitar 1 berbanding 10,” kata Bedjo.

Produktivitas

 

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan Mukti Sardjono mengatakan rata-rata produktivitas sawit saat ini tiap tahunnnya sekitar 4,27 ton per hektar dengan total lahan di seluruh dunia baru sekitar 20,23 juta hektar.

Sementara tanaman rapeseed yang menjadi andalan para petani di Eropa produktifitasnya tiap tahunnya hanya 0,69 ton per hektar dan telah menggunakan lahan seluas 33,66 juta hektar

"Tanaman kedelai yang banyak ditanam di Amerika Utara dan Kanada hingga saat ini telah menggunakan lahan seluas 121,99 juta hektar dan produktivitasnya tiap tahunnya hanya 0,45 ton per hektar," ungkapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com