Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Bisnis Penitipan Motor di Stasiun Depok Lama

Kompas.com - 05/05/2017, 18:07 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

Dia sudah membuka usaha sejak 1 tahun 2 bulan. Awalnya, pensiunan PNS itu membuka toko kelontong di rumah kontrakannya. Namun, karena tak mendapat untung, dia akhirnya membuka jasa penitipan motor.

"Kebetulan yang punya rumah bolehin saya bikin penitipan motor," kata Theodora. Daya tampung parkir motor di rumah kontrakannya hingga 90 motor.

Tarif yang ditetapkan Theodora sama dengan jasa penitipan parkir lainnya. Sedangkan untuk motor yang menginap, dikenakan tarif Rp 12.000 jika motor diambil pada pagi hari dan Rp 18.000 jika motor diambil pada malam hari.

Pendapatan yang diterimanya dari usaha parkir motor sekitar Rp 540.000 tiap bulannya. "Tapi, saya mesti bayar pegawai honornya Rp 100.000 per hari, belum sama makan, rokok dan kopi. Uangnya juga dipakai untuk bayar kontrakan, laba bersih yang diterima sekitar Rp 400.000 lah," kata Theodora.

Berbeda dengan Romlah yang menjadikan usaha penitipan motor sebagai sumber penghasilan utamanya, Theodora juga membuka usaha kue-kue pasar. Theodora mengambil untung Rp 250 tiap kue yang dijual.

Hanya saja, Theodora enggan memberitahu penghasilan yang didapatkannya dari jualan kue. "Jangan tanya-tanya lagi. Yang jelas saya sudah bisa kuliahkan anak saya," kata Theodora dengan nada meninggi.

Erna, salah seorang warga asal Depok yang bekerja di sebuah lembaga pemerintahan di Jakarta mengaku lebih senang memarkirkan motornya di tempat penitipan dibanding di stasiun.

Tiap harinya, dia menggunakan commuter line menuju tempat kerjanya di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Dia merasa diuntungkan dengan keberadaan tempat parkir motor di luar stasiun tersebut. "Karena di tempat penitipan motor, tarifnya flat. Kalau parkir di stasiun, tarifnya progresif, jadi lebih mahal. Soalnya saya kerja dari pagi sampai malam," kata perempuan berusia 31 tahun tersebut.

Sedangkan Rizky, seorang warga Ciracas Jakarta Timur juga memarkirkan motornya ketika akan naik commuterline. Berbeda dengan Erna, Rizky memarkirkan motornya di dalam Stasiun Pasar Minggu.

Sebab, tak ada usaha penitipan motor di sekitar Stasiun Pasar Minggu. "Saya cari-cari tempat parkir motor di sana, tapi enggak ada. Kalau parkir di Stasiun Pasar Minggu, habisnya (tarif) maksimal Rp 8.000 bisa sampai 24 jam," kata Rizky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com