JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah menanti sekian lama, akhirnya Indonesia mendapat rating investment grade dari lembaga pemeringkat international Standard and Poor's atau S&P.
Melalui momentum investment grade yang sudah cukup lama dinantikan ini, PT Bahana Sekuritas merevisi perkiraan indeks hingga akhir tahun ini.
Yakni, menjadi ke level 6.300 dari perkiraan sebelumnya di level 6.000. Revisi kenaikan ini dilakukan meskipun terjadi kondisi politik yang agak menghangat belakangan ini.
Menurut Bahana Sekuritas dalam risetnya, peringkat investment grade dari S&P ini mengikuti lembaga pemeringkat lainnya, Fitch Ratings dan Moody's Investor Service, yang sudah terlebih dahulu memberi rating investment grade.
Bahana Sekuritas memprediksi ada beberapa sektor yang akan diuntungkan oleh kenaikan rating investment grade dari S&P.
Pertama, yakni sektor perbankan, di antaranya yakni saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).
Akibat kenaikan rating S&P, tiga emiten bank ini diperkirakan akan mendapat biaya dana yang lebih murah dan meningkatnya likuiditas.
"Kami melihat ada peluang suku bunga secara keseluruhan di market baik untuk surat utang maupun bunga bank, akan menyentuh level terendah pada 2019, terutama menjelang Pemilihan Presiden, terutama jika kondisi politik dapat lebih terkandali," kata Kepala Riset dan Strategis Bahana Harry Su melalui keterangannya ke Kompas.com.
Kenaikan juga akan dialami saham-saham sektor konstruksi dan infrastruktur. Yakni seperti PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Waskita Karya (WSKT).
Kedua emiten ini akan diuntungkan oleh turunnya bunga kredit sehingga pembayaran utang dapat berkurang dan kendala kebutuhan pendanaan proyek akan berkurang.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.