Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melawan Tradisi Lonjakan Harga Pangan saat Lebaran

Kompas.com - 06/07/2017, 08:40 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

Tata Niaga Beras

 

Salah satunya, yang akan diperbaiki adalah tata niaga beras nasional, pemerintah bersama dengan pengusaha perberasan nasional akan bersinergi membangun sistem data terkait produksi, kebutuhan, hingga stok beras demi menjaga kestabilan harga beras yang menjadi pangan pokok masyarakat Indonesia.

Mendag meminta kepada pengusaha perberasan agar mendaftarkan usahanya kepada Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Hal itu dilakukan agar, data beras nasional baik produksi, kebutuhan, hingga stok yang disimpan di gudang akan lebih akurat.

"Jadi pengusaha terdaftar dan gudang terdaftar, dan posisi stok dilaporkan dan diupdate, dan ini menjadi kepentingan bersama pemerintah dan pengusaha. Sehingga ini semua akan lebih tertata dengan baik," jelasnya.

Satgas Pangan Dipertahankan

Adanya Satuan Tugas (Satgas) pangan diklaim mampu meredam gejolak harga pangan saat Ramadhan hingga Lebaran 2017.

Pengawasan yang ketat di jalur distribusi hingga tingkat produsen membuat harga pangan relatif stabil pada Lebaran 2017.

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menungkapkan, keberadaan Satgas pangan masih diperlukan untuk mengawasi agar tidak terjadi penyelewengan baik pasokan maupun harga pangan.

"Saya tegaskan Satgas pangan masih kami butuhkan. Satgas Pangan akan terus jalan," tegas Mendag di kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Selasa (4/7/2017).

Kepala Satgas Pangan Irjen Pol Setyo Wasisto menegaskan, pihaknya akan terus melakukan monitoring tata niaga pangan meskipun periode Ramadhan hingga Lebaran telah usai.

"Satgas ingin amankan dari hulu ke hilir. Kita tahu tata niaga yang berlangsung saat ini sudah jalan sekian puluh tahun tapi ada hal-hal yang kalau boleh dikatakan belum ada distribusi keuntungan yang wajar," kata Setyo.

Dengan stabilnya harga pangan pada Lebaran yang telah belalu juga membuat pencapain positif lainnya yakni adanya kenaikan nilai tukar petani.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) nasional pada bulan Juni 2017 naik 0,38 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

NTP nasional pada bulan Mei sebesar 100,15 sementara bulan Juni menjadi 100,53. Artinya nilai pendapatan yang didapatkan oleh petani lebih besar ketimbang belanja rumah tangga petani.

Hal ini menunjukan adanya efisiensi pada rantai distribusi pangan yang terjadi pada Ramadhan hingga Lebaran lalu.

Di satu sisi konsumen mendapatkan harga yang wajar, di sisi lain produsen atau petani mendapatkan keuntungan yang lebih.

Dengan itu, pekerjaan rumah pemerintah selanjutnya adalah menjaga kestabilan harga pada saat hari-hari besar keagamaan menjadi tradisi baru, bukan tradisi lama yang kembali dan terus berulang seperti kisah sinetron yang tak berujung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com