Mantan Menteri Perdagangan: Reformasi Perdagangan Ke Depan Lebih Susah

NUSA DUA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan RI periode 2004-2011 Mari Elka Pangestu menyebut reformasi perdagangan Indonesia ke depan akan lebih susah.

"Kebijakan politiknya tetap melakukan reformasi. Sebab reformasi ke depan akan lebih susah dibanding reformasi yang lalu-lalu," kata Mari Elka di Nusa Dua, Bali, Jumat (14/7/2017).

Menurut dia, perlu kebijakan atau political will dari pemerintah untuk mendukung reformasi perdagangan tersebut di tengah kondisi perekonomian dunia yang dinamis.

"Sekarang isunya lebih banyak di regulasi domestik, bagaimana dengan investasi, dan lainnya. Jadi lebih susah. Ditambah adanya sentimen anti globalisasi. Jadi memerlukan political will yang berpihak," kata dia.

Political will itu, untuk bisa membuat masyarakat merasakan dampak dari kebijakan perdagangan yang dianut pemerintah.

"Jadi perlu kesadaran politik. Ada persepsi anti globalisasi sebab, perdagangan bebas dianggap tidak membawa pemerataan ekonomi dan pembangunan bagi masyarakat," kata Mari Elka.

"Yang salah bukan perdagangan bebasnya. Tapi yang salah tidak adanya kebijakan yang komplementer untuk menjamin benefit atau pertumbuhan dari perdagangan dan globalisasi itu lebih tersebar. Jadi harus dikombinasikan dengan kebijakan komplementer tadi," tutup dia.