Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aprindo: Konsumen Indonesia Makin Berwawasan

Kompas.com - 11/03/2019, 19:07 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Turunnya pertumbuhan perdagangan ritel sejak tahun 2017 mengindikasikan pola konsumsi konsumen Indonesia semakin berwawasan.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey, penurunan pertumbuhan ritel Indonesia terjadi karena adanya pergeseran paradigma masyarakat dalam hal berbelanja.

"Terdapat perubahan perilaku belanja, dari yang sebelumnya giat berbelanja di toko ritel secara langsung (offline), kini bergulir ke pola belanja melalui aplikasi dalam jaringan (online store)," kata Ketua Umum Aprindo, Roy Mandey, Senin (11/3/2019).

Selain itu, ada pula perubahan paradigma masyarakat yang cenderung menahan belanja dan lebih memilih untuk menyimpan uang di tabungan. Sementara, perubahan pola konsumsi pada masyarakat kelas ekonomi menengah bawah ditandai dengan meningkatnya leisure dan pariwisata.

Hal ini sejalan dengan hasil survei BPS pada akhir tahun 2017 yang menyatakan bahwa melemahnya tingkat konsumsi rumah tangga disebabkan karena masyarakat cenderung untuk menyimpan uangnya daripada dihabiskan untuk berbelanja.

Perilaku pola konsumsi ini menunjukkan konsumen Indonesia yang semakin berwawasan.

Selain itu, konsumen juga semakin kritis. Indikasi tersebut berdasarkan hasil penelitian terkait perlindungan konsumen, Indeks Keberdayaan Konsumen (IKK) tahun 2018 meningkat menjadi 40,41 (Level Mampu) dari 33,70 (Level Paham) pada tahun 2017.

Karena kondisi tersebut, Kementerian Perdagangan ingin merancang konsep kerja mengenai defisit neraca perdagangan nasional yang diiringi dengan tren menurunnya surplus neraca perdagangan non-migas.

Menteri Perdagangan juga ingin merancang stabilitas inflasi barang kebutuhan pokok yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif, peralihan sistem perdagangan dari konvensional menuju digital di tengah pergeseran gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat, dan perlindungan konsumen di era revolusi industri 4.0.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com