Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bursa Saham AS rontok, Trump Kurangi Ancamannya ke China

Kompas.com - 14/05/2019, 14:55 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber nikkei,KONTAN

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pada hari Senin (13/5/2019) bahwa ia akan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping di KTT para pemimpin Kelompok 20 pada bulan Juni.

Hal itu ia katakan setelah bursa saham AS Wall Street dilanda penjualan besar-besaran karena kekhawatiran meningkatnya perang dagang.

Itu terjadi setelah Kementerian Keuangan China mengumumkan akan menaikkan bea impor barang-barang AS senilai 60 miliar dollar AS menjadi sebanyak 25 persen mulai 1 Juni mendatang, sebagai tanggapan terhadap kenaikan tarif barang-barang China yang diterapkan Washington pada Jumat lalu.

Akibatnya, indeks Dow Industrial Average turun 719 poin selama perdagangan Senin. Ini ditutup 617 poin di bawah penutupan minggu lalu, tenggelam ke level terendah dalam tiga bulan terakhir di 25.324.

Berbicara kepada wartawan di Kantor Oval, Trump mengatakan dia memiliki hubungan yang sangat baik dengan Presiden CHina Xi Jinping.

"Mungkin sesuatu akan terjadi. Kita akan bertemu, seperti yang Anda tahu, di G-20 di Jepang," katanya, merujuk pada KTT 28-29 Juni di Osaka. "Dan itu akan, kurasa, mungkin pertemuan yang sangat bermanfaat," ujarnya seperti dilansir Nikkei, Selasa (14/5).

Trump tampak mengurangi ancamannya terhadap China setelah mempertimbangkan reaksi pasar yang langsung anjlok setelah China mengumumkan balasan kenaikan tarifnya.

Hal itu terlihat di mana Trump mengurangi ancamannya untuk memaksakan putaran baru tarif atas terhadap sisa perdagangan senilai 325 miliar dollar AS untuk barang Cina yang diekspor ke AS.

"Kami memiliki 325 miliar dollar AS yang dapat kami lakukan jika kami memutuskan untuk melakukan itu, "katanya. Namun Trump buru-buru menambahkan, belum membuat keputusan tersebut.

Kenaikan tarif pembalasan yang diumumkan Beijing mencakup barang-barang yang dipasang pada bulan September, saat ini mengenakan pajak produk antara 5-10 persen.

Barang-barang yang akan dikenakan braket tertinggi 25 persen termasuk gas alam cair, madu, peralatan industri dan furnitur. Pupuk, pasta gigi, kertas, dan generator akan dikenakan tarif 20 persen.

Meski demikian, komentar Trump tidak banyak membantu membalikkan sentimen negatif pasar. Investor bergegas berlindung karena saham terpukul menyusul gagalnya pembicaraan dan kenaikan tarif AS pada akhir pekan lalu.

Saham Apple merosot lebih dari 5 persen, karena putaran tarif baru diperkirakan akan mencakup iPhone, yang dibuat di China. Saham perusahaan yang bergantung pada China seperti Boeing dan Caterpillar juga memimpin penurunan.

"Saya pikir akan sulit untuk mencapai kesepakatan oleh G-20," Howard Shatz, seorang ekonom senior di Rand Corporation, mengatakan kepada Nikkei Asian Review.

"Jika AS serius ingin melihat penegakan hukum Tiongkok dan jika serius tidak ingin menghapus tarif segera, maka saya pikir negosiasi akan memakan waktu lebih lama," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com