JAKARTA, KOMPAS.com - Investment Director Aberdeen Standard Investment Indonesia Bharat Joshi menilai, pemenang perang dagang AS dengan China bukanlah ke dua negara ini, melainkan negara- negara Asean.
"Saya enggak tanya siapa yang menang dalam perang dagang ini. Kalau kita lihat pemenangnya justru negara-negara di Asean," ucap Bharat Joshi di Jakarta, Kamis (16/5/2019).
Ia memperkirakan, perang dagang antar kedua negara lebih menciptakan resesi ekonomi teknikal bagi AS dan China.
Jika AS terus menaikkan bea masuk produk asal China, maka jumlah barang yang masuk ke AS akan berkurang yang menyebabkan harga naik. Demikian halnya China yang akan kesulitan menemukan pembeli dari produk-produk buatannya.
Dari situ, besar kemungkinan bisnis baru akan mengalir ke Asia Tenggara. Banyak bisnis yang diharapkan mendiversifikasi rantai pasokan negara asing ke Asean.
"Karena kalau kita lihat, supply chain sekarang didominasi di negara China. Kalau perang dagang terus berlanjut, banyak perusahaan-perusahaan asing yang melihat perang dagang AS-China akan balance suply chain mereka ke negara-negara Asean, seperti Thailand dan Indonesia," ucap Bharat.
Hal ini tentu akan memberikan manfaat bagi pemasok lokal dari pergeseran pesanan di kawasan tersebut. Indonesia pun berada pada posisi yang baik untung menangkap peluang.
"Indonesia punya kesempatan. Ini adalah salah satu peluang negara Indonesia untuk menarik investasi asing langsung. Apalagi Presiden Jokowi telah menggenjot infrastruktur, ini akan memberi kesempatan investor asing membangun industri di Indonesia," tutur Bharat.
"Karena 2 dekade kemarin fokusnya adalah globalization, yaitu negara asing akan melihat negara lowest cost. Dengan adanya perang dagang tentu bukan China lagi yang dipilih, mereka akan mengambil negara-negara lain," lanjutnya.
Namun, Bharat memastikan masuknya FDI memang tidak bisa dilihat sekaligus dalam waktu dekat.
"Tapi peluang ini bukan hanya dilihat 6 bulan ke depan, ya. FDI akan masuk slowly but surely," ungkapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.