Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persiapkan 7 Langkah Finansial Ini saat Baru Menjadi Orang Tua

Kompas.com - 30/05/2019, 10:23 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber Forbes

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi orang tua menjadi pelengkap kebahagiaan bagi pasangan suami istri yang menanti 9 bulan kelahiran anaknya. Apapun akan dilakukan agar sang buah hati mendapatkan segala hal yang terbaik hingga dewasa kelak.

Dengan euforia kelahiran bayi, mudah bagi orang tua untuk mengabaikan beberapa langkah keuangan utama yang harus diambil. Padahal, untuk mewujudkannya, harus juga mempersiapkannya dari sisi finansial.

Baca juga: CEO Ini Ajarkan 3 Hal Penting Terkait Investasi ke Anak Remajanya

Dikutip dari Forbes, Kamis (30/5/2019), berikut adalah tujuh kiat yang bisa Anda lakukan begitu menjadi orang tua baru atau mendapat tambahan anggota keluarga.

1. Tambahkan anak ke polis asuransi kesehatan

Anda harus memastikan anak Anda terlindungi. Sebab, siapa yang bisaa memastikan kapan anak Anda mengalami risiko dalam kehidupan, semisal kecelakaan atau sakit. Namun, jika Anda dapat asuransi melalui perusahaan, mungkin akan mrmakan waktu untuk menambahkan anak ke polis Anda. 

Anda bisa beralih ke paket yang lebih rendah jika Anda khawatir tentang biaya perawatan kesehatan bayi Anda.

Baca juga: CEO Apple: Anak-Anak Harus Belajar Ilmu Ini agar Sukses

2. Perbarui wasiat

Surat wasiat dibuat untuk menunjuk siapa yang akan mewarisi aset Anda. Termasuk menunjuk siapa yang akan menjadi wali anak Anda jika sesuatu terjadi pada kedua orang tua.

Keputusan siapa yang akhirnya bisa membesarkan anak Anda merupakan keputusan yang cukup besar. Hal ini juga bukan sesuatu yang Anda inginkan, jika putusan pengadilan tak sesuai keinginan.

Beberapa perusahaanntempat bekerja memawarkan Anda menyusun surat wasiat dan dokumen perencanaan perumahan lainnya secara gratis.

Anda mungkin juga ingin menambahkan anak Anda sebagai ahli waris pada polis asuransi jiwa yang Anda miliki. Selain itu, Anda dapat menempatkan penerima di rekening bank dengan formulir POD (hutang atas kematian) dan pada rekening investasi reguler dengan formulir TOD (transfer atas kematian) yang biasanya Anda dapatkan dari lembaga pemegang rekening tersebut. 

Baca juga: Mau Anak Anda Seperti Bill Gates? Tiru Cara Asuh Orang Tuanya

3. Pastikan Anda memiliki asuransi jiwa yang memadai

Setelah Anda memutuskan siapa yang akan merawat anak Anda dan apa yang akan diwariskan kepada anak, Anda ingin memastikan bahwa anak Anda memiliki cukup uang untuk hidup dengan nyaman.  Itu akan lebih sulit jika mereka akan dibesarkan oleh Anda jika menjadi orang tua tunggal.

Kecuali jika dirawat oleh pamannya yang kaya. Keluarga Anda mungkin memenuhi syarat untuk mendapatkan manfaat dari jaminan sosial jika sesuatu terjadi pada Anda.

Namun, jika tak cukup, Anda perlu membeli asuransinjiwa. Asuransi berjangka dianggap opsi yang paling hemat biaya karena Anda hanya akan memerlukan perlindungan sampai anak Anda dapat mandiri.

Baca juga: Cerita Tasya Kamila, Investasi Reksa Dana untuk Masa Depan Anak

4. Merencanakan biaya perawatan anak

Selain memikirkan asuransi dan wasiat, Anda juga mulai merencanakan biaya perawatan untuk anak. Misalnya, biaya penitipan anak saat Anda bekerja dan tak ada yang menjaganya di rumah.

Biaya ini jelas tidak murah dan bisa menguras pendapatan bulanan Anda. Solusinya, Anda bisa menitipkan anak kepada orang tua atau mertua Anda sehingga tak perlu khawatir meninggalkan anak dan juga tanpa biaya.

Baca juga: Dengan Dongeng, Sri Mulyani Kenalkan Pajak ke Anak-anak

5. Buat penyesuaian anggaran

Melihat poin-poin di atas, Anda menyadari bahwa biaya untuk anak terbilang mahal. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menekannya.

Misalnya, tidak perlu membeli banyaak baju bayi saat usianya masih mingguan atau bulanan karena bayi snagat cepat bertumbuh. Anda juga dapat membeli mainan bekas dan furnitur bayi tanpa perlu beli yang baru.

6. Pertimbangkan menabung untuk biaya pendidikan

Pengeluaran ini hanya sebagai pertimbangan karena kebutuhan saat inilah yang harus diutamakan. Meski begitu, memikirkan sejak jauh hari soal pendidikan anak memang perlu. Apalagi biaya masuk sekolah terus naik tiap tahunnya.

Biasakan menyisihkan uang untuk dana darurat setidaknya 3-6 bulan dari biaya yang diperlukan. Jika tak terpakai, maka akan jadi tabungan masa depan. Cara lainnya adalah dengan menginvestasikan uang untuk jangka panjang, sekitar 5 tahun.

Jika terus diinvestasikan secara aktif dengan imbal hasil yang memuaskan, maka Anda sudah brhasil menyisihkan dana untuk pendidikan anak.

Baca juga: Seperti ini Investasi Untuk Biaya Pendidikan Anak Dasar dan Menengah

7. Ajarkan kebiasaan keuangan yang baik sejak dini

Tak ada kata terlalu dini untuk mulai mempelajari kebiasaan yang dapat membantu membentuk kehidupan finansial seseorang. Walaupun mereka mungkin terlalu muda untuk belajar tentang menyeimbangkan buku tabungan, hanya mempelajari sesuatu yang sederhana seperti cara menolak makan marshmallow dapat membuat perubahan besar.

Seiring bertambahnya usia, Anda dapat membantu mereka mengembangkan disiplin untuk menunda kepuasan dan pada akhirnya merencanakan dan menabung untuk masa depan mereka sendiri.  Lagi pula, menyaksikan mereka tumbuh menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab adalah sesuatu benar-benar tak ternilai harganya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com