Kuartal I 2019, Industri Asuransi Jiwa Bayar Klaim Rp 34,51 Triliun

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri asuransi jiwa membayarkan total klaim dan manfaat sebesar p 34,51 triliun pada kuartal I 2019. Jumlahnya tak berubah dari kuartal I 2018, hanya tumbuh 0,01 persen.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), selama periode kuartal I 2010 hingga 2019, rata-rata pertumbuhan nilai klaim yamg dibayarkan meningkat 13,1 persen. Rata-rata nilai klaim yang dibayarkan dalam 10 tahun terakhir adalah Rp 20,81 triliun per tahun. 

Ketua Bidang Kerja Sama dan Internasional Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Wiroyo Karsono mengatakan, proporsi terbesar pembayaran klaim disumbang oleh nilai tebus atau surrender yang mencapai 54,1 persen.

"Nilai klaim surrender sebesar Rp 18,69 triliun, melambat 10,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ujar Wiroyo di Jakarta, Kamis (20/6/2019).

Baca juga: Pembayaran Klaim Asuransi Jiwa Turun, Apa Sebabnya?

Wiroyo menganggap turunnya klaim surrender memberi sinyal positif bahwa kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi jiwa membaik. Selain itu, ia juga menganggap kesadaran masyarakat dalam berasuransi dan berinvestasi jangka panjang semakin meningkat.

Klaim terbesar kedua yakni klaim akhir kontrak sebesar Rp 5,09 triliun yang tumbuh  pesat 49,5 persen dibandingkan tahun lalu. 

"Ini juga sebenarnya sinyal positif karena artinya pemegang polis terus mempertahankan polisnya sampai polisnya selesai," kata Wiroyo.

Baca juga: Kuartal I 2019, Jumlah Tertanggung Asuransi Jiwa Turun 9,1 Persen

Wiroyo mengatakan, nasabah yang sadar pentingnya punya asuransi untuk investasi jangka panjang menjadi potensi tersendiri bagi industri asuransi jiwa. Sebab, mereka menjadi prospek untuk menjual produk lain karena mereka sudah percaya dan loyal.

Klaim lainnya yang dibayarkan industri asuransi jiwa yakni klaim penarikan sebagian yang berkontribusi 13,3 persen dari total klaim tumbuh 1,6 persen. Nilainya pada kuartal I 2019 ini sebesar Rp 4,58 triliun.

Kenaikan juga terlihat dari klaim kesehatan yang tumbuh 7,3 persen menjadi Rp 2,6 triliun serta klaim meninggal dunia tumbuh 5,8 persen menjadi Rp 2,37 triliun.