Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penyandang Disabilitas Bisa Kerja di Kemenhub

Kompas.com - 25/06/2019, 14:51 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama ini, penyandang disabilitas dibilang rentan terhadap kemiskinan karena keterbatasan akses pekerjaan dan pengembangan keterampilan. Tak hanya di dunia kerja, di dalam sarana transportasi pun belum ramah bagi kaum difabel.

Namun, keterbatasan itu sebenarnya tidak jadi halangan bagi para penyandang disabilitas. Seperti Arya Yoga Rudhita misalnya. Pria yang kerap disapa Yoga ini, mampu bekerja di Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Saat ini saya bekerja di Kementerian Perhubungan," kata Arya Yoga Rudhita dalam acara Devi Speed Date di Jakarta, Selasa (25/6/2019).

Baca juga: Kompas100 CEO Forum Sumbang Rp 50 Juta lebih untuk Lembaga Pendidikan Khusus Disabilitas

Memang, Yoga mengaku awalnya dia pun sama seperti kebanyakan penyandang disabilitas. Merasa tidak ada akses dan tak berpikir untuk bekerja. Sebelum bekerja di Kementrian Perhubungan, Yoga mengaku selalu menjalani wirausaha.

"Sejak kecelakaan, Saya memang tidak berpikir untuk bekerja. Tapi hanya berpikir untuk wirausaha. Saya pikir enggak mungkin bisa bekerja dengan kursi roda," ungkap Yoga.

Karena tak berpikir bisa bekerja di kantoran, akhirnya Yoga melakukan segala pekerjaan wirausaha, mulai dari berjualan selimut, aksesories motor, kuliner, dan berbagai hal lainnya.

Rupanya, kesempatan itu datang dari seorang istrinya yang seorang PNS mendapat kesempatan belajar di Australia. Dia pun mendapat kesempatan yang sama.

Baca juga: Kolaborasi untuk Wujudkan Indonesia Inklusif dan Ramah Disabilitas

Di Australia, kata Yoga, dia mendapat banyak pelajaran saat menjalani program magang dan bergabung dengan asosiasi penyandang difabel. Saat menjalani program magang, dia merasa kesulitan dengan ritme kerja. Dari situ dia berpikir pentingnya mempunyai pengalaman kerja.

"Saya pikir ternyata bekerja itu penting sehingga membuka wawasan kita. Sampai di Indonesia, akhirnya saya coba apply melalui platform yang mempertemukan perusahaan dengan pelamar. Singkat cerita saya diterima di Kementerian Perhubungan," cerita Yoga.

Tantangannya tak berhenti sampai di sana. Di Kemenhub, Yoga mengaku harus memperkenalkan dan membawa perubahan di lingkungan kerja.

Sebab, di Kemenhub belum ada akses bagi penyandang disabilitas.

"Saya merasa harus membawa perubahan. Alhamdulillah, di sana Pak Menteri mendukung sehingga dimudahkan akses di sana," cerita Yoga.

Baca juga: 1 dari 20 Mitra Go-Auto dan Go-Massage Adalah Penyandang Disabilitas

Yoga bercerita, dukungan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi terlihat saat Kementrian Perhubungan memberikan toilet yang bisa diakses untuk penyandang difabel 2 minggu setelah Yoga bekerja.

Kedepannya, Yoga berharap transportasi dan segala macam fasilitas di Indonesia juga mendukung mobilitas penyandang disabilitas, sehingga penyandang disabilitas mampu bekerja seperti kebanyakan orang.

"Kami di Kementrian Perhubungan juga sedang mengupayakan transportasi dan segala macam fasilitas agar mampu mendukung penyandang disabilitas dalam bekerja. Jadi kami mohon dukungan," harapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com