Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Putusan MK, Rupiah Menguat Terbatas

Kompas.com - 28/06/2019, 09:19 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mahkamah Konstitusi (MK) telah menggelar sidang pengucapan putusan sengketas hasil Pemilu Presiden 2019 kemarin, Kamis (27/9/2019).

Dalam sidang pembacaan sidang putusan tersebut, majelis hakim konstitusi menolak seluruh gugatan sengketa hasil pilpres yang diajukan pasangan calon presiden-calon wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Menurut Mahkamah, permohonan pemohon tidak beralasan menurut hukum. Dengan demikian, pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin akan memimpin Indonesia periode 2019-2024.

Baca juga: Jelang Putusan MK soal Pilpres, Rupiah Bergerak Melemah

Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto mengatakan, sentimen domestik tersebut menimbulkan reaksi positif investor terhadap kondisi politik yang stabil. Hasil keputusan MK tersebut masih akan mendominasi pergerakan rupiah hari ini.

"Rupiah diperkirakan akan menguat, meski relatif terbatas mengingat ini periode akhir bulan yang rawan profit taking di pasar keuangan maupun pemenuhan kebutuhan rutin dollar di periode akhir bulan dari pelaku bisnis maupun BUMN dan pemerintah," ujar Myrdal ketika dihubungki Kompas.com, Jumat (28/6/2019).

Di pasar spot Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terpantau menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan. Pada pukul 07.30 WIB, nilai tukar rupiah terpantau berada pada posisi Rp 14.140 per dollar AS, menguat 37,5 poin atau 0,26 persen dibandingkan perdagangan yang lalu.

Meski secara year to date atau sejak Januari, nilai tukar rupiah masih melemah 1,74 persen.

Baca juga: Esok, Rupiah Diprediksi Masih Melemah Terbatas

Sementara itu, Myrdal menjelaskan, sentimen eksternal seperti perang dagang dan ketidakstabilan pasar keuangan global yang juga memengaruhi pergerakan rupiah masih belum dominan hari ini.

Adapun Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping bakal bertemu dalam ajang KTT G20 Sabtu (29/6/2019) mendatang. Keduanya bakal kembali melakukan negosiasi perdagangan yang sebelumnya pernah dilakukan dan gagal menghasilkan kesepakatan.

Pada pertemuan kali ini, diharapkan tidak ada lagi penambahan tarif impor atau bea masuk baik dari Amerika Serikat maupun China.

Baca juga: Tidak Ada Kepastian Penurunan Suku Bunga The Fed, Rupiah Melemah

Terakhir kali, pemerintah Trump menaikkan bea masuk dari 10 persen menjadi 25 persen untuk 200 miliar dollar AS produk impor asal China.

"Sentimen terkait keputusan rapat G20 baru akan memberi pengaruh signifikan pada perdagangan Senin nanti," ujar Myrdal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com