Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kepemimpinan Pak Jokowi Selama 5 Tahun Membangun Infrastruktur dan Konektivitas Ini Luar Biasa..."

Kompas.com - 03/07/2019, 21:08 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai calon presiden terpilih, Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih memiliki beberapa pekerjaan rumah yang harus dirampungkan, terutama di sektor ekonomi.

Wakil Ketua Umum Asosisiasi Pengusaha Indonesia Shinta Kamdani memaparkan, setidaknya terdapat tiga hal yang harus menjadi fokus kebijakan Jokowi dalam lima tahun kepemimpinannya mendatang, yaitu terkait ketenagakerjaan, perpajakan, dan industrialisasi.

Dia pun menegaskan, ada beberapa hal yang sudah dilakukan Jokowi dalam lima tahun belakangan, meski di beberapa bidang perlu ditingkatkan.

"Kepemimpinan Pak Jokowi selama lima tahun membangun infrastruktur dan konektivitas ini luar biasa walau tentu masih perlu dilanjutkan," ujar Shinta di Jakarta, Rabu (3/7/2019).

Baca juga: Bahas Investasi, Jokowi Bakal Bertemu Bos SoftBank

"Dari segi apa yang perlu diperbaiki ke depan, masukan bukan berarti belum dimulai ya tetapi ada keberlanjuta, artinya melanjutkan pekerjaan-pekerjaan lampau, apa yag sudah jalan tapi belun selesai, dan apa yang tidak begitu baik diperbaiki," lanjut dia.

Di bidang ketenagakerjaan, selain meningkatkan daya siang, Shinta mengatakan pemerintahan Jokowi mendatang harus bisa menyesuaikan ketersediaan tenaga kerja dengan industri.

Sebab, selama ini terdapat kesenjangan antara kebutuhan industri dengan tenaga kerja yang dihasilkan oleh produk pendidikan.

"Dari segi link and match human capital development karena kita mengkhawatirkan apa yang keluar dari pendidikan enggak bisa di-absorb industri, ini sangat penting melihat future of job seperti ada dan juga pengalihan dari teknologi," ujar dia.

Jokowi dinilai juga perlu untuk menyelesaikan masalah perpajakan, baik dari segi revisi undang-undang, peningkatan potensi PPN dan PPh, juga administrasi pajak.

"Fokus pajak ini kita tidak bisa hanya melakukan intensifikasi tapi ekstensifikasi agar lebih banyak base membayar pajak," ujar dia.

Mengenai industrialisasi, Shinta menilai, Jokowi harus kian mengintensifkan industrialisasi, terutama industri hulu. Sebab, selama ini 70 persen bahan baku industri di Indonesia berasal dari impor sementara Indonesia saat ini harus bisa meningkatkan ekspor agar ketahanan ekonomi dalam negeri kian baik.

"Soal ekspor selalu melihat bagaimana bisa bersaing dengan negara lain, membuka pasar baru ini ada kaitannya dengan promosi Indonesia as a brand," tukas Shinta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com