Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Tokopedia soal Data Pengguna | Debat Para Menteri

Kompas.com - 30/07/2019, 05:38 WIB
Erlangga Djumena

Editor

1. Data Pengguna Digunakan Fintech, Ini Penjelasan Tokopedia

VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak selaku manajemen Tokopedia memastikan data pengguna aplikasinya terjaga dan disimpan dengan baik.

Hal itu disampaikan terkait kabar bahwa data yang mereka miliki dapat diakses dan digunakan aplikasi teknologi finansial ( fintech) peer to peer lending secara bebas. Dia pun membantah data pelanggan Tokopedia bocor ke aplikasi pihak ketiga tersebut.

"Kami ingin menyampaikan bahwa Tokopedia tidak menemukan adanya kebocoran atau pembobolan data oleh pihak ketiga terhadap data rahasia pengguna kami. Data yang dimaksud adalah data pengguna yang memang bersedia memberikan akses untuk mempublikasikan datanya melalui aplikasi peminjaman uang pihak ketiga yang dimaksud," kata Nuraini Razak melalui surel kepada Kompas.com, Senin (29/7/2019).

Simak selengkapnya di sini

2. Lorem Ipsum Kompas, Lord of Broken Heart, dan Kekuatan Netizen di Era Mobilisasi

Harian Kompas menampilkan kesalahan karena muncul tulisan Lorem Ipsum di bagian kuping kanan halaman 1 pada 10 Juli 2019. Sesuatu yang awalnya tak disengaja, kemudian menjadi viral dan membuat netizen penasaran.

Banyak dari teman-teman saya yang membeli Kompas terbitan hari itu. Mereka yang sebagian besar sudah tak lagi membaca koran, pada hari itu mereka beli dan membaca Harian Kompas. Mereka rela melakukannya untuk melihat langsung momentum unik yang belum tentu terjadi lagi.

Alih-alih mendapatkan sorotan negatif, banyak pihak yang justru mengapresiasi Kompas setelah satu-dua netizen memaklumi munculnya tulisan Lorem Ipsum tersebut. Kesalahan adalah hal yang manusiawi.

“Mungkin editornya butuh liburan,” tulis seorang netizen mengomentari munculnya Lorem Ipsum tersebut.

Nah apa hubungannya dengan Lord of Broken Heart? Baca selengkapnya di sini

3. Jonan Sebut Ada Perdebatan Antar Menteri soal Perpres Mobil Listrik

Peraturan Presiden (Perpres) terkait ekosistem industri mobil listrik di Indonesia hingga saat ini belum juga terbit. Sebenarnya ada kendala apakah?

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengungkapkan, kendala penerbitan perpres tersebut karena adanya pro kontra di antara anggota Kabinet Kerja.

"Peraturan Presiden ditunggu hampir 1,5 tahun, debat antar menteri enggak selesai-selesai. Ada yang pro mobil listrik, ada yang melawan," ungkap Ignasius Jonan di Jakarta, Minggu (28/7/2019).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com