Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Pemegang Saham Go-Jek | Sri Mulyani Dibajak Jokowi

Kompas.com - 03/08/2019, 08:28 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Berita tentang deretan pemegang saham unicorn Indonesia Go-Jek menjadi berita populer di kanal Money Kompas.com, Jumat (2/8/2019). Selain itu, ada juga berita tentang Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mengenang kala ia "dibajak" Presiden Joko Widodo dari Bank Dunia.

Berikut ini 5 berita populer Money Kompas.com yang masih layak Anda simak di akhir pekan ini.

1. Terungkap, Siapa Saja Pemegang Saham Go-Jek

Chief of Corporate Affairs Go-Jek Nila Marita menyatakan bahwa Go-Jek adalah perusahaan yang terdaftar di Indonesia dengan nama PT Aplikasi Karya Anak Bangsa.

Seluruh penanaman modal dan investasi ditanamkan dan dibukukan secara penuh di perusahaan tersebut. Ia pun memastikan Go-Jek tidak memilik induk perusahaan di Singapura.

Menurut penelusuran Kontan.co.id dari data dari Ditjen Administrasi Hukum Umum (AHU), Go-Jek memang tercatat sebagai PT Aplikasi Karya Anak Bangsa dan berstatus sebagai penanaman modal asing alias PMA. Alamatnya berada di Gedung Equity Tower Lantai 35, Jalan Jenderal Sudirman.

Yang menarik dari data tersebut adalah ternyata cukup banyak pemegang saham dari perusahaan aplikasi tersebut.

Baca selengkapnya di sini.

2. Cerita Sri Mulyani Saat “Dibajak” Jokowi dari Bank Dunia

Presiden Joko Widodo rupanya pernah “membajak” Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Aksi pembajakan itu dilakukan saat menunjuk Sri Mulyani untuk kembali menjabat sebagai Menteri Keuangan pada 2016. Padahal, saat itu wanita yang akrab disapa Ani itu tengah menjabat sebagai direktur pelaksana di Bank Dunia.

Kejadian tersebut diceritakan Ani saat menjadi pembicara dalam acara Kadin Talks di Menara Kadin, Jakarta, Jumat (2/8/2019).

Baca selengkapnya di sini.

3. Sri Mulyani Buka Peluang Gelar Tax Amnesty Jilid II

Menteri Keuangan Sri Mulyani membuka peluang untuk kembali menyelenggarakan tax amnesty atau pengampunan pajak.

Hal tersebut dikemukakan perempuan yang akrab disapa Ani ini di depan para pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Menara Kadin, Jakarta, Jumat (2/8/2019).

“Karena di dunia ini enggak ada yang enggak mungkin. Kalau mungkin , ya mungkin (ada tax amnesty lagi). Apakah itu yang terbaik, kita pikirkan sama-sama deh,” ujar Sri Mulyani.

Baca selengkapnya di sini.

4. Viral Gaji Rp 8 Juta, Pengguna Medsos "Pamer" Besaran Gaji Pertama

Belum lama ini perbincangan ramai soal seorang mahasiswa baru lulus atau fresh graduate menolak gaji Rp 8 juta yang ditawarkan perusahaan lokal.

Unggahan alumnus Universitas Indonesia (UI) lewat Insta Story Instagram itu pun viral dan mendapat beragam komentar netizen.

Perusahaan analisa dan monitoring media, Isentia mencatat setidaknya total ada 8.871 perbincangan media sosial terkait viral unggahan ini.

Baca selengkapnya di sini.

5. Rupiah Bisa Balik ke Bawah Rp 14.000? Ini Kata Ekonom

Peluang kurs rupiah untuk berada di bawah level Rp 14.000 per dollar AS di sisa 2019, dinilai cukup sulit. Kalaupun terjadi, ekonom menilai kondisi tersebut hanya bersifat temporer.

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan kurs rupiah Kamis (1/8/2019) terpaksa ditutup melemah di level Rp 14.116 per dollar AS atau koreksi 0,67 persen.

Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau yang dikenal dengan JISDOR ikut terdepresiasi sebanyak 72 poin dan membawa rupiah ke level Rp 14.098 per dolar AS.

Baca selengkapnya di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com