Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Kelola Keuangan Lebih Teratur? Simak Tips Berikut

Kompas.com - 03/08/2019, 13:58 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengelola keuangan bulanan untuk bisa mencapai kebebasan finansial (financial freedom) menjadi tantangan tersendiri bagi generasi muda saat ini.

Sebab, terkadang, meski seseorang mendapatkan penghasilan tetap setiap bulan, belum tentu orang tersebut bisa menabung hingga bisa mencapai kebebasan finansial.

Perencana keuangan sekaligus investor dan pengembang properti Kennedy Handersen pun mencontohkan, cara agar bisa mengelola keuangan secara lebih teratur hingga mencapai financial freedom bagaikan strategi di dalam sebuah tim sepakbola.

"Di dalam sebuah tim sepakbola ada 11 orang yang memiliki perannya masing-masing. Benteng tetakhirnya di kiper. Tujuannya ya biar nggak kebobolan," ujar Ken di Jakarta, Sabtu (3/8/2019).

Baca juga: Lakukan 3 Hal Ini untuk Atur Keuangan Bersama Pasangan

Menurut dia, salah satu cara jitu dalam mengelola keuangan adalah dengan membagi rekening ke beberapa pos dengan tujuannya masing-masing.

Setidaknya, Ken menyarankan agar membagi tabungan ke dalam enam pos, yaitu financial freedom account, long time spending for saving, education (pendidikan), necessity (kebutuhan sehari-hari), rekreasi, dan amal.

Ken mengatakan, masing-masing pos tersebut memiliki alokasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.

Baca juga: Trik Atur Keuangan Biar Enggak Tekor Tengah Bulan

Dia pun menjelaskan alokasi masing-masing pos sebagai berikut.

1. Financial Freedom Account (10 persen)

Ken menjelaskan, tabungan untuk menuju kebebasan finansial dimaksudkan untuk membeli aset di masa depan. Tujuannya, agar bisa mendapatkan pendapatan pasif agar penghasilan bisa tetap didapatkan ketika seseorang tiba-tiba harus dihadapkan pada keadaan darurat.

Jika sudah terkumpul, Ken mengatakan, dana tersebut bakal digunakan untuk berinvestasi baik melalui reksadana, saham, properti ataupun emas.

"Tapi saya nggak investasi di emas. Karena saya belum ngerti. Saya tidak investing di tempat yang kita tidak mengerti," ujar dia.

2. Long Time Spending for Saving (10 persen)

Pos kedua yang harus dialokasikan adalah tabungan untuk jangka panjang, seperti liburan atau cuti panjang, dana pendidikan anak, pernikahan, hingga belanja kebutuhan teknologi.

"Kita harus ingat, berdasarkan data inflasi pendidikan itu bisa sampai 17 persen per tahun. Jadi harus disiapkan jauh hari," ujar dia.

3. Pendidikan (10 persen)

Berbeda dengan pendidikan sebelumnya yang merupakan pendidikan anak, pos pendidikan yang terpisah ini ditujukan untuk pemgembangan diri. Sebab, menurut Ken, mengembangkan kualitas diri melalui pendidikan merupakan investasi yang juga penting.

4. Kebutuhan sehari-hari (50 persen)

Pengelolaan yang sedikit rumit ada di pos kebutuhan sehari-hari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com