Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor Turun 5,12 Persen Jadi 15,45 Miliar Dollar AS pada Juli 2019

Kompas.com - 15/08/2019, 13:56 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, nilai ekspor Indonesia pada Juli 2019 menurun 5,12 persen dibanding Juli 2018 yang mencapai 16,28 miliar dollar AS.

Oleh karena itu, realisasi nilai ekspor Indonesia pada Juli 2019 mencapai 15,45 miliar dollar AS.

Namun, jika dibandingkan dengan Juni 2018, ekspor ini naik 31,02 persen yang sebesar 11,79 miliar dollar AS.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, kenaikan ekspor pada Juli 2019 terdorong karena kembali normalnya permintaan usai bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

Baca juga: Ekonomi Tumbuh Melambat, RI Perlu Diversifikasi Ekspor

"Di bulan Juni ada Ramadhan dan Lebaran. Kemudian ada cuti bersama, sepertiga hari kerja di bulan Juni itu hilang. Tapi pada bulan Juli kembali normal sehingga ekspor bisa kembali baik dibanding bulan lalu, baik migas maupun non migas," kata Suhariyanto di Jakarta, Kamis (15/8/2019).

Untuk migas, laju ekspor naik 115,19 persen yang disebabkan karena ekspor minyak mentah yang naik. Kenaikan ini membuat ekspor migas naik 1,61 miliar dollar AS pada Juli 2019 dibanding posisi Juni 740 juta dollar AS.

Sementara di sektor pertanian, ekspor meningkat 50,16 persen (mtm) dan 4,51 persen (yoy). Peningkatan ekspor ini disumbang oleh komoditas kopi, sarang burung, rumput laut, biji kakao, dan cengkeh.

Peningkatan ekspor juga terjadi di sektor industri pengolahan dan pertambangan yang masing-masing 27,48 persen (mtm) dan 11,78 persen (mtm). Sayangnya, secara tahunan, ekspor di sektor ini masih defisit  2,75 persen dan 26,07 persen.

Baca juga: Dongkrak Ekspor Pertanian, Kementan Manfaatkan Teknologi Informasi

"Dari total ekspor Juli 2019, struktur ekspor tidak banyak berubah, sektor non-migas mampu menyumbang 89,61 persen di mana sektor industri masih mendominasi. Negara pangsa ekspor pun tidak berubah, ekspor terbanyak Indonesia adalah ke negara China, AS, dan Jepang," ucap .

Sementara itu, komoditas yang mengalami peningkatan ekspor tertinggi antara lain, kendaraan dan bagiannya, mesin dan peralatan listrik, bahan bakar mineral, pakaian jadi, dan karet.

"Sementara penurunan ekspor terendah berada dalam komoditas perhiasan dan permata, timah, kapal laut, bahan kimia organik, dan nikel," ungkap Suhariyanto.

Tercatat, sepanjang Januari hingga Juli 2019, nilai ekspor Indonesia tercatat 95,79 miliar Dollar AS. Secara tahunan, nilai ini lebih rendah sebesar 8,02 persen dibanding periode Januari hingga Juli 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Work Smart
Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com