BrandzView
Konten ini merupakan kerjasama Kompas.com dengan GRAB

Enggak Boleh Lengah, Ini Kiat Agar UKM Bisa Sukses di Era Industri 4.0

Kompas.com - 23/08/2019, 19:09 WIB
Mico Desrianto,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Dalam menjalani hidup, menghadapi sebuah perubahan merupakan keniscayaan, hal tersebut berlaku sama dengan dunia bisnis.

Sebagaimana diketahui, saat ini dunia tengah memasuki era industri 4.0, sebuah era di mana teknologi mengambil peran hampir seluruh aktivitas perekonomian.

Harus dipahami, melansir Kompas.com (31/8/2019), revolusi industri 4.0 bertujuan meningkatkan pendapatan dan penghematan biaya yang bermuara pada efisiensi operasional.

Maka dari itu, agar tak tergerus oleh perubahan dan mengubahnya menjadi peluang, para pelaku usaha dalam hal ini Usaha Kecil Menengah (UKM) sudah harus berbenah, seperti memulai proses transformasi ke era digital.

Baca juga: Jeli Dalam Transformasi Digital Menuju Industri 4.0

Namun dalam menjalaninya tentu tak semudah membalikkan telapak tangan, perlu persiapan matang agar para UKM dapat berbicara banyak di era industri 4.0.

Persiapan yang dimaksud antara lain:

Inovasi

Melansir Kompas.com (10/8/2018), Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyebut era industri 4.0 sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia dalam menguasai dan memanfaatkan iptek dan inovasi.

Untuk skala UKM, inovasi yang dapat diterapkan adalah seperti menciptakan sebuah brand (Merek).

Baca juga: Pelaku UMKM, Ini Cara Bangun Brand yang Kuat

Brand bisa dikatakan jadi penentu kelas sebuah produk di pasaran. Namun, banyak pelaku usaha, tanpa kecuali UKM tidak mampu membuat serta membangun brand jadi terkenal.

Hal tersebut diperkuat oleh pemaparan brand activist Arto Soebiantoro seperti dilansir Kompas.com (26/2/2019). Menurutnya, membuat dan membangun brand memang menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku usaha. Mayoritas bertumpu pada inovasi.

Pengetahuan

Berdasarkan World Economic Forum di laman resminya, untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang dibawa oleh revolusi industri 4.0, pelaku bisnis harus memiliki kemampuan yang tidak akan bisa dilakukan oleh mesin.

Di antaranya pemecahan masalah yang komplek, berpikir kritis, kreativitas, manajemen manusia, berkoordinasi dengan orang lain, kecerdasan emosional, penilaian dan pengambilan keputusan, berorientasi servis, negosiasi, dan fleksibilitas kognitif.

Untuk itu, pelaku UKM diharapkan dapat meningkatkan rasa keingintahuannya serta memperluas pengetahuannya agar dapat menguasai skill tersebut.

Untuk memperluas pengetahuan pun memiliki banyak cara, seperti melalui perguruan tinggi, rajin membaca informasi, atau sering mengunjungi seminar seputar kewirausahawan.

Kelincahan (Logistik)

Kelincahan turut menjadi modal penting agar dapat berbicara banyak di era industri 4.0.

Kelincahan yang dimaksud adalah seberapa besar kemampuan para UKM dalam melakukan multitasking, contohnya dalam urusan logistik.

Diwartakan Kompas.com (11/2/2019), Kepala Komite Tetap Kamar Dagang dan industri (Kadin) bidang Logistik, Supply Chain, dan SDM, Nofrisal, mengatakan logistik dapat menjawab kebutuhan konsumen yang sudah semakin melek digital.

Sebagaimana diketahui, kemudahan bagi konsumen dalam berbelanja di era digital menjadi tantangan tersendiri bagi UKM untuk melakukan hal yang sama dalam hal logistik.

Seperti contoh konsisten memberikan ketepatan waktu saat melakukan pengiriman kepada banyak konsumen.

Jika tidak lincah dalam hal ini, kepercayaan konsumen bisa hilang dan akan berpindah haluan.

Untungnya, di Indonesia terdapat sejumlah perusahaan digital yang menyediakan layanan logistik dengan ragam kemudahan, contohnya Grab dengan layanan kurir online-nya yang bernama GrabExpress.

Melalui layanan ini, pengguna dalam hal ini para pelaku UKM dimudahkan dalam pengiriman produk, di antaranya dapat memproses pengiriman hingga ke 5 alamat dalam 1 pesanan, dengan fitur Kirim ke Banyak Tujuan.

Grab pun mengizinkan untuk memesan hingga 10 mitra pengemudi dalam waktu bersamaan dengan fitur Banyak Pemesanan Sekaligus.

Artinya, pelaku UKM dapat melakukan pengiriman hingga ke 50 alamat berbeda, dalam satu waktu!

Proses pengirimannya pun dapat dicapai secara instan, yakni dalam waktu kurang dari 3 jam setelah waktu pengambilan.

Dalam hal biaya, Grab turut mengupayakannya melalui fitur Paket Hemat sehingga pelaku UKM dapat memangkas biaya pengiriman.

Sebagai informasi, kini paket hemat sudah tersedia di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Makassar, Medan, Bali, Semarang, Manado, Palembang, Yogyakarta, dan Lampung.

Caranya mudah, pengguna cukup klik ‘Langganan’ di aplikasi Grab dan pilih paket langgangan yang diinginkan.

Lalu, saat akan melakukan pemesanan masukan kode promo yang sudah dibeli.

Terakhir, proses pengirimannya juga dapat dilacak oleh penggunanya secara real time, serta Grab turut menyediakan asuransi sebagai langkah antisipatif jika mengalami hal-hal yang tidak diinginkan.

Deretan kemudahan di atas membuat GrabExpress menjadi partner terbaik para pelaku UKM dalam urusan logistik.

Itu dia hal-hal yang perlu dipersiapkan agar pelaku UKM sukses di era industri 4.0, sekaligus membuktikan jika perubahan tidak selalu berdampak buruk jika kita benar-benar siap dan pandai melihat peluang.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com