Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Turun Tipis, Ini Sebabnya

Kompas.com - 27/08/2019, 08:09 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber Antara

CHICAGO, KOMPAS.com - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun tipis pada penutupan perdagangan Senin (26/8/2019) waktu setempat (Selasa pagi WIB).

Hal itu seiring dengan penguatan ekuitas Amerika Serikat yang merespons positif Presiden AS Donald Trump mengenai perang dagang dengan China.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember turun tipis 0,4 dollar AS, ditutup pada 1.537,20 dollar AS per ounce.

Pada Senin pagi waktu setempat, Trump menulis di Twitter bahwa pembicaraan perdagangan Amerika Serikat-China terus berlanjut.  Hal in memperlihaktan sikap Trump yang melunak.

Baca juga: Harga Emas Antam Sentuh Rekor, Saatnya Beli atau Jual?

Investor pun bereaksi positif terhadap cuitan Trump tersebut.  Indeks acuan saham di Wall Street menguat dan mengembalikan kerugian yang terjadi pada perdagangan sebelumnya. Hal ini membuat daya tarik emas sedikit meluntur.

Sementara itu, indeks dollar AS juga naik 0,43 persen menjadi 98,06 sesaat sebelum penyelesaian perdagangan emas.

Jika dollar AS menguat maka emas yang dihargakan dalam dollar AS biasanya jatuh karena menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lainnya.

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 22,8 sen atau 1,31 persen, menjadi 17,641 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 2,5 dollar AS atau 0,29 persen, menjadi 857,80 dollar AS per ounce.

Baca juga: Naik Rp 7.000, Harga Emas Antam Catat Rekor Harga Tertinggi

Melonjak

Emas berjangka melonjak hampir dua persen pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, dipicu oleh  meningkatnya ketegangan perang dagang AS-China sehingga mendorong permintaan terhadap aset-aset safe haven.

Investor berbondong-bondong beralih ke aset safe haven emas setelah China mengumumkan pada Jumat (23/8/2019) bahwa tarif tambahan akan dikenakan pada barang impor dari Amerika Serikat senilai sekitar 75 miliar dollar AS.

China mengatakan pengenaan tarif tambahan merupakan respons paksa terhadap keputusan sepihak dan proteksionisme perdagangan Amerika Serikat.

Komisi Tarif Bea Cukai Dewan Negara China menyebutkan, 5.078 produk AS akan dikenakan tarif tambahan 10 persen atau lima persen, yang akan diterapkan dalam dua kelompok serta mulai berlaku masing-masing pada 1 September dan 15 Desember.

China juga akan melanjutkan tarif tambahan 25 persen atau lima persen untuk kendaraan dan suku cadang buatan Amerika mulai 15 Desember.

Selama sesi tersebut, indeks-indeks acuan bursa saham Wall Street turun tajam, dengan Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 623,34 poin atau 2,37 persen menjadi ditutup di 25.628,90 poin.

Kemudian indeks S&P 500 merosot 75,84 poin atau 2,59 persen, menjadi 2.847,11 poin. Dan Indeks Komposit Nasdaq turun 239,62 poin atau 3,00 persen pada 7.751,77 poin.

Baca juga: Diburu Investor, Harga Emas Dunia Kembali Menguat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com