Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agus Marto, Bankir yang Jadi Tukang Bersih-bersih Bank Bermasalah

Kompas.com - 03/09/2019, 05:31 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Dalam 25 tahun karirnya sebagai bankir dan delapan kali pindah institusi, Agus Marto harus menghadapi berbagai kondisi menangtang termasuk krisis dan memperbaiki kinerja sebuah institusi.

Awal Karier

Agus Marto mengawali karirnya di Bank Niaga pada tahun 1985. Di awal karirnya, Agus diminta untuk menangani masalah kredit macet yang melanda Bank Niaga pada tahun 1991 yang bisa membuat salah satu bank swasta itu merugi hingga Rp 70 miliar. Agus Marto pun ditugaskan ke Surabaya.

"Penugasan ke Surabaya rupanya menandai awal dari garis nasib Agus Marto di perbankan: menjadi tukang bersih-bersih yang membereskan penyakit yang membelit perbankan," tulis buku biografi tersebut.

Setelahnya, Agus Marto pindah ke Bank Bumiputera yang kala itu memiliki masalah kerugian hingga bangunan gedung sekaligus bisnis asuransinya dijaminkan agar kondisi keuangan perbankan sehat.

"Saya hadir di sana, kita semua menyelesaikan masalah di sana selama 7 bulan perusahaan yang tadinya rugi setiap bulan kita kembalikan hingga modalnya kembali biru dan bangkit kembali untuk menjalankan tugas intermediasi," ujar dia.

Pindah ke Bank Mandiri

Setelah itu, memasuki tahun 1998, Agus Marto pindah ke Bank Mandiri yang kala itu masih dalam proses merger empat bank besar. Usai digabung, Bank Mandiri menghadapi masalah kredit macet (non perfroming value/NPL) hingga 6 persen.

"Konsultan internasional menyebut butuh waktu 4 tahun untuk menggabung 4 bank, kita selesaikan 7 bulan. Dan Agustus sudah merger dan memperoleh suntikan pemerintah dengan persetujuan DPR Rp 175 triliun. Itu uang tahun 1997 mungkin sekarang Rp 1.750 triliun," ujar dia.

Baca juga : Agus Martowardojo Tak Tertarik Masuk ke Politik setelah Lepas Jabatan Gubernur BI

Kemudian dirinya masuk ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dan dimandatkan untuk melakukan proses merger 5 bank besar menjadi Bank Permata.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com