Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agus Marto, Bankir yang Jadi Tukang Bersih-bersih Bank Bermasalah

Kompas.com - 03/09/2019, 05:31 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

"Dilakukan secara cepat penyehatan Bank Permata, NPL saat itu 25 persen nettonya 15 persen dalam 2 tahun bisa diturunkan jadi gross 3,6 persen dan netto 1,6 persen dan bisa dikembalikan jadi bank pelayanan terbaik nasional," ujar dia.

Kemudian dirinya kembali ke Bank Mandiri lantaran setelah 5 tahun mendapatkan dana bailout dari pemerintah NPL bank pelat merah tersebut melesat jadi 25 persen dan profitnya pun merosot tinggal Rp 600 miliar.

"Kami melakukan upaya perbaikan Mandiri dan dalam 2 tahun NPL bisa turun 7 persen, netto 1,5 persen. Bank itu bisa memperbaiki good corporate governance, bahkan kadi bank dengan pelayanan terbaik dari 2007 dan terus dipertahankan sampai 2017," kenang Agus Marto.

Menjabat Menteri Keuangandan Gubernur BI

Kemudian di 2010, dia ditugaskan menjadi Menteri Keuangan untuk menggantikan Sri Mulyani yang memilih menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia di Washington AS.

Lagi-lagi, Agus Marto dihadapkan pada kondisi yang tak mudah.

"Saat itu yang membuat shock adalah kasus Gayus Tambunan, itu jadi beban moral berat karena reputasi kasus itu. Oleh karena itu kami lanjutkan reformasi birokrasi, dan juga 2011 sampai 2013 rata-rata harga minyak dunia di atas 100 dollar AS pe barrel, APBN defisit besar, kami terys menerus melakukan negosiasi dengan DPR dan para menteri untuk memperkuat fiskal," ujar dia.

Tak tuntas jalankan tugas sebagai Menteri Keuangan, di 2013 Agus Marto diangkat sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI).

Setidaknya terdapat tiga hal yang dia lakukan di masa-masa awal jabatannya. Yaitu mengalihkan pengawasan bank individual ke OJK, menghadapi taper tantrum, dan mengeluarkan Indonesia dari negara fragile five atau 5 negara terentan krisis kala itu.

"Kita bisa mengatasi itu dan di Financial Times, BI termasuk dari satu hingga dua bank sentral the guider, memberikan pemandu mengenai bagaimana kebijakan moneter dan ekonomi ke depan sehingga kita keluar dari fragile five," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com