Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengusung Konsep Roti Sehat, Pebisnis Ini Raup Puluhan Juta Sebulan

Kompas.com - 18/09/2019, 07:00 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Timbul-tenggelam industri panganan sehat nampaknya tak menyurutkan semangat para pegiatnya. Setiap tahun bakal muncul para pemain baru. Sementara para pemain lama pun tak jarang yang masih bertahan.

Tren gaya hidup sehat terus bermunculan, begitu pula dengan panganan sehat. Mulai dari smoothies dengan sayur dan buah-buahan organik, hingga penganan roti produksi rumahan yang bahan-bahannya dijamin aman dan tak menggunakan pengawet.

Adalah pasangan Ahmad Solihin dan Siane Caroline, salah satu produsen roti artisanal asal Yogyakarta yang mulai menggeliatkan tren roti dengan bahan dasar gandum yang kaya akan serat sekaligus menggunakan ragi alami (sourdough).

Menggunakan brand Kebun Roti, Ahmad Solihin dan Siane Caroline mencoba menjajaki pasar yang selama ini belum banyak pemainnya.

Baca juga : Bisnis Susu Olahan, Lintang Bisa Kantongi Uang Belasan Juta per Bulan

Ahmad Solihin ketika dihubungi Kompas.com beberapa waktu lalu menjelaskan, awal mula produksi Kebun Roti yang mengusung tema roti sehat tanpa pengawet ini, lantaran istrinya yang hobi makan roti memiliki alergi dengan kandungan roti yang ada di toko.

 

"Istri kan suka makan roti, ternyata dia kalau makan roti di toko ada alergi, terus jadinya ruam-ruam jadinya nggak bisa makan, nah kemudian kami mencoba bikin," ujar dia.

Gunakan Ragi Alami

Ahmad pun mulai mencoba beragam cara pembuatan roti secara alami, yang ternyata hasil akhirnya cocok untuk dikonsumsi oleh istrinya. Proses produksi roti secara kuno menggunakan ragi alami (sourdough) menjadi salah satu opsi.

Metode peragian roti kuno ini diadopsi sedemikian rupa sehingga cocok dengan lidah orang Indonesia.

Ahmad yang memang sedari awal bergerak di bidang pertanian pun menggunakan mikro organisme lokal (MOL) atau pupuk organik sebagai pengembang roti.

"Aku lihat metode pembuatan roti kuno, pakainya sourdough, nah asam itu kami pelajari, ketika saya bikin MOL, pupuk air, ternyata bisa untuk jadi pengembang roti," jelas Ahmad.

Seperti dikutip dari situs Healthline, cara membuat roti dengan sourdough merupakan salah satu metode pembuatan roti yang tertua di dunia.

Ini diyakini berasal di Mesir kuno sekitar 1.500 SM dan terus bertahan hingga ragi roti menggantikannya beberapa abad yang lalu.

"Pertamanya bikin fermentasi buah, kemudian bikin fermentasi tepung," lanjut dia.

 

Berawal di tempat fitness

Keisengan membuat roti dengan ragi alami tersebut ternyata berhasil. Kemudian terbersit ide untuk mulai menjajakan. Sebab selama ini, hasi produksi Ahmad dan Siane terlampau banyak untuk dikonsumsi sendiri.

Roti ini dibuat dengan gandum dan bertekstur lebih keras jika dibandingkan dengan roti pada umumnya. Selain itu, karena menggunakan ragi alami, membuat karakter rasa roti cenderung lebih asam.

Kebun Roti ini awalnya dipasarkan di tempat fitness, dan ternyata disambut baik oleh para pengunjung pusat kebugaran tersebut.

"Karena belum bisa diterima semua orang, akhirnya kami coba ke tempat fitness. Kami pakai roti gandum, dengan tekstur yang keras dan yang bisa menerima hanya anak fitness," kenang Ahmad.

Untuk memasarkan rotinya, awalnya Ahmad dan Siane gerilya dari satu tempat fitness ke tempat fitness lainnya di Yogyakarta selama setahun.

Hingga akhirnya, mereka mengenal komunitas pangan sehat di Yogyakarta, yaitu Kolektif Lestari Jogja. Kemudian, Ahmad dan Siane mulai merambah ke pasar-pasar sehat seperti Pasar Mustokoweni, Pasar Kamisan, dan Pasar Sasanti yang mulai menjamur kala itu.

 

Bagi-bagi roti

Perjalanan bisnis yang harus ditempuh Ahmad dan Siane untuk mengenalkan rotinya kepada publik tidaklah mudah.

Menyadari pasarnya sangat tersegmentasi, tak jarang keduanya membagi-bagikan roti olahan tangan mereka secara suka rela di awal pemasarannya.

Sehingga, meski belum banyak yang berminat, setidaknya lidah masyarakat yang sudah sangat akrab dengan rasa roti khas pabrikan yang cenderung manis dan lembut mulai bisa mengenali tekstur roti sourdough.

"Respon di pasar bagus sekali. Memang belum sepenuhnya diterima tapi banyak yang penasaran dengan harganya. Awalnya memang nggak laku, jadi kita bagi-bagi aja setiap minggu sekali di pasar," ujar Ahmad.

"Nggak apa-apa nggak laku, yang penting direspon," ujar Ahmad.

Memanfaatkan Media Sosial

Di tahun 2014, Kebun Roti mulai merambah sosial media. Kini, akun @kebunroti sudah memiliki telah memiliki 19.000an followers.

 

Siane begitu rajin membagikan unggahan mengenai proses pembuatan roti dengan ragi sourdough yang memang memakan waktu jauh lebih lama dibandingkan dengan roti pabrikan biasa.

Tak jarang, unggahan tersebut juga memberikan edukasi kepada konsumen mereka mengenai bahan-bahan yang digunakan di dalam roti yang mereka konsumsi, juga dari mana bahan-bahan tersebut didapatkan.

Tak hanya roti tradisional saja, Kebun Roti pun menjual berbagai macam cake, cookies, bahkan fermentasi anggur alami yang tentu saja diolah secara organik.

Unggahan roti di akun @kebunroti pun begitu berwarna-warni dan terlihat menggiurkan.

"Dulu, pas kita awal buat roti, kita nggak tau instagram, kita ngga tahu bisa-bisa ada orang dari Kalimantan, Sumatera pesen roti itu, nah ternyata dari instagram. Jadi mulai kita branding di instagram," ujar Ahmad.

Ahmad pun menyadari kekuatan sosial media sebagai salah satu kunci sukses bisnis roti sehatnya. Bahkan, sempat dirinya mengalami pembeli roti di kedai hingga harus mengantri, dan dirinya kewalahan melayani para pembeli, yang sebagian besar adalah mahasiswa. Ahmad mengatakan, mereka mengenal Kebun Roti dari akun instagram.

Setidaknya, Ahmad mengatakan, dalam sehari dirinya menjajakan roti di kedai bisa menghabiskan 3 hingga 4 kilogram adonan roti. Ukuran itu setara dengan pendapatan Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta.

"Growth-nya bagus, kalau penjualan cenderung fluktuatif menurut musim. Kalau lagi musim hujanturun karena orang ngga bisa dateng semua, biasanya di atas 3 sampai 4 kilogram habis sehari," ujar dia.

Harga rotinya dibandrol Rp 12.000 hingga Rp 30.000, memang lebih mahal jika dibandingkan dengan harga di pasaran.

Namun, dengan strategi penjualan yang tepat, serta sudah mengenali pasar yang dituju, nyatanya Kebun Roti bisa meraup omzet hingga puluhan juta dalam sebulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com