Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadin Kaji Jenis Komoditas Hortikultura Unggulan Ekspor

Kompas.com - 03/10/2019, 19:55 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komite Tetap Hortikultura Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Indonesia Karen Tambayong mengatakan, pihaknya akan melakukan kajian tentang jenis komoditas hortikultura yang jadi prioritas ekspor.

Jika sudah diajukan dan ditetapkan oleh pemerintah, maka komoditas ini bisa digenjot produksinya.

"Nanti kami akan memberikan usulan. Sekarang kami mengumpulkan stakeholder, karena ini lebih banyak kepada regulasi, jadi kalau usulan konkrit seperti itu ya baru tiga bulan lagi," kata Karen sesuai diskusi di kantornya, Jakarta, Kamis (3/10/2019).

Karen menyatakan, Kadin membutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk melakukan mapping atau pemetaan terkait kondisi riil produk hortikultura di Indonesia, baik masalah, kendala, potensi sektor holtikultura, dan faktor-faktor lainnya.

Adanya pemetaan ini Kadin akan mengetahui secara gamblang kondisi sebenarnya di petani maupun pengusaha.

Baca juga: Empat Komoditas Hortikultura Unggulan Ekspor, Apa Saja?

"Saya harus koordinasi dengan Kemenko Bidang Perekonomian, asosiasi, insya Allah dalam tiga bulan ini bisa mendapatkan lebih banyak lagi informasi. Sehingga dalam waktu dekat sudah memberikan usulan apa dari sektor hortikultura, kalau buah, buah apa?" bebernya.

Menurutnya, butuh riset untuk menjaring hingga menentukan usulan rekomendasi komoditas hortikultura yang perlu didorong ekspor, baik dari hulu hingga hilir. Sehingga membutuhkan diskusi dan pembahasan secara berkelanjutan.

Dia menambahkan, upaya pemerintah ditempuh setelah berdiskusi bersama pihak Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Pertanian, dan sejumlah stakeholder lainnya. 

Diketahui saat ini permintaan pasar internasional terhadap produk hortikultura terbilang tinggi dan harus dimanfaatkan petani atau pengusaha Indonesia.

Namun faktanya, hingga kini produk itu belum mampu diekspor kerena berbagai alasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com