Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan 737 MAX, KNKT: Pilot Tidak Dapat Banyak Informasi soal Fitur MCAS

Kompas.com - 25/10/2019, 18:37 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap 9 penyebab kecelakaan pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang 29 Oktober lalu.

Kepala Sub Komite Investigasi Keselamatan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utama menyebut, salah satu penyebabnya adalah terdapat kerusakan pada bagian Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) pesawat.

Sebagai informasi, MCAS adalah fitur yang baru ada di pesawat Boeing 737-8 (MAX) untuk memperbaiki karakteristik angguk, yaitu pergerakan pada bidang vertikal pesawat pada kondisi flap up, manual flight tanpa auto pilot, dan AOA tinggi.

Baca juga: KNKT: Ada 9 Faktor Utama Penyebab Pesawat 737 MAX Lion Air jatuh

Namun, pilot tidak mendapat informasi lengkap soal fitur tersebut dalam pelatihan maupun dalam buku panduan.

"Proses investigasi menemukan bahwa desain dan sertifikasi fitur ini tidak memadai, juga pelatihan dan buku panduan untuk pilot tidak memuat informasi terkait MCAS," kata Nurcahyo Utama di Jakarta, Jumat (25/10/2019).

Pria yang menjadi investigator dalam kasus Lion Air ini juga mengungkap, reaksi pilot terhadap kerusakan yang terjadi saat itu juga berdampak karena tidak mendapat informasi lengkap soal fitur MCAS.

"Saat desain dan sertifikasi (MCAS) dibuat berbagai asumsi sesuai ketentuan yang berlaku. Asumsi itu menentukan pilot akan bereaksi memberikan trim yang cukup. Tapi ternyata itu (trim yang cukup) tidak terjadi," jelas Nurcahyo.

Baca juga: Lion Air Dimohonkan PKPU oleh Mantan Pilotnya, Ada Apa?

Nurcahyo mengungkap, Boeing juga hanya mengandalkan fitur MCAS pada pesawat. Akibatnya bila fitur tersebut rusak, maka tidak ada fitur lain yang memberikan informasi kepada pilot.

"Pihak Boeing menganggap bahwa satu sensor sudah sesuai, dan ada kriteria sertifikasi. Dengan sistem seperti ini, rentan terhadap kemungkinan gangguan karena sensor ini (MCAS) bisa saja rusak, bisa saja ada kendala yang lain," ungkapnya.

Adapun dalam penerbangan sebelum kecelakaan (Denpasar-Jakarta), pilot juga telah melaporkan kerusakan pesawat pada teknisi pesawat setelah tiba di Jakarta.

Saat sang pilot melaporkan, pilot tersebut tidak melaporkan semua masalah yang muncul karena tidak mengetahui informasi soal MCAS pada pesawat.

Adapun masalah yang tidak dilaporkan seperti aktifnya shaker yang menghentikan MCAS saat pesawat mengalami masalah pada AoA indicator.

Berdasarkan laporan KNKT, AOA sensor kiri yang dipasang mengalami deviasi sebesar 21 dan 0 yang tidak terdeteksi pada saat diuji setelah dipasang.

Deviasi tersebut mengakibatkan perbedaan penunjukan ketinggian dan kecepatan antara instrument kiri dan kanan di cockpit, juga mengaktifkan stick shaker dan Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) pada penerbangan dari Denpasar ke Jakarta.

Namun disinyalir, pilot berhasil menghentikan aktifnya MCAS dengan memindahkan stab trim switch ke posisi cut out.

"Namun itu tidak dilaporkan karena tidak tahu. Jadi baik teknisi maupun pilotnya mengalami kesulitan untuk melihat masalah. Pilot tidak mengetahui saat MCAS menyala, itu sistem apa," ujarnya.

Baca juga: Eropa Akan Izinkan Boeing 737 MAX Kembali Terbang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com