Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos Tokopedia Temui Teten Masduki, Bahas Apa?

Kompas.com - 04/11/2019, 14:32 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan ecommerce terkemuka Tokopedia, kini sedang membidik peluang untuk memudahkan ekspor bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Salah satu hal yang dilakukan oleh CEO Tokopedia, William Tanuwijaya adalah dengan membahas rencananya tersebut kepada Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki pada Senin (4/11/2019).

Pertemuan ini dilakukan guna membahas masalah-masalah yang terjadi dalam UMKM yang membuat progres pertumbuhannya UMKM cukup lama.

Sebelumnya Teten memang memfokuskan diri untuk meningkatkan daya saing UMKM Indonesia sebagai target yang ingin dicapai oleh Kementerian Koperasi dan UMKM.

"Yang dibahas itu termasuk soal perijinan. Banyak sekali UMKM kita yang membuat produksi sendiri, namun ketika ingin membuat skala usaha nasional tentunya butuh ijin. Kalau ijinnya keluar lama, artinya lama juga mereka bisa merambah ke pasar Indonesia atau bahkan untuk ekspor," kata William di Kantor Kementerian Koperasi dan UKM, Rasuna Said Jakarta Pusat.

Baca juga: CEO Tokopedia Bantah Anggapan Pelaku e-Commerce Tak Bayar Pajak

Sebelumnya Tokopedia sudah menjalin kerja sama dengan Kementerian Keuangan untuk memudahkan masyarakat dalam membayar kewajiban pajak. 

Kini, kerja sama bersama Kementerian Koperasi dan UMKM diharapkan bisa memudahkan proses perijinan hanya dengan klik.

"Sekarang kan pajak seperti bayar pulsa saja. Dengan Kementerian Koperasi dan UMKM diharapkan bisa dalam bentuk kemudahan perijinan. Misalkan sebuah produk lipstik dalam negeri yang memiliki brand bagus, namun pengurusan BPOM dan ijin bisa dilakukan di satu pintu," ungkapnya.

Selanjutnya ia juga menyebut bahwa ada banyak yang perlu diperbaiki dari kualitas UMKM yang ada di Indonesia. Ada banyak ancaman yang berpotensi dalam mengembangkan bisnis UMKM seperti misalnya kualitas produk yang belum berdaya saing. Hal inilah yang menyebabkan ketidak seimbangan ekspor impor.

"Tentang masalah inbalace dalam ekspor impor salah satunya jika kita mengekspor barang yang tidak mempunyai daya saing di luar negeri. Sehingga sesampainya di luar negeri-pun tidak akan mungkin mempunyai pasar yang jelas," ungkapnya.

Baca juga: UMKM Harus Jadi Trendsetter, Jangan Hanya Follower

Kemudian ia menjelaskan bahwa target kedepan yang ingin dicapai adalah memajukan UMKM hingga bisa menjadi tuan rumah di tanah air. Jangka panjangnya adalah ekspor produk UMKM yang punya kualitas.

Hampir semua perusahaan besar di Indonesia seperti Wings, Mayora, Indofood, Orang Tua dan banyak lagi melegenda dengan ragam bisnisnya diawali dari bentuk UMKM.

Sehingga bukan tidak mungkin untuk menjembatani UMKM Indonesia bisa mencapai pangsa pasar luar negeri dengan brand dan kualitas yang memumpuni.

Saat ini Tokopedia memiliki 6,6 juta penjual yang tergabung sebagai user. 86,5 persen yang tergabung sebagai user adalah pengusaha baru dalam bisnis UMKM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com