Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Musim Hujan, Simak Cara Antisipasi Korsleting Listrik

Kompas.com - 07/11/2019, 20:35 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA. KOMPAS.com - Musim hujan segera tiba. Saatnya memperhatikan pengamanan kelistrikan di rumah Anda. Sebab bila tidak, ada konsekuensi korslet. Apalagi musim hujan juga kerap disertai bencana banjir.

Korsleting listrik tentu sangat merugikan dan berbahaya. Bisa memungkinkan terjadinya listrik padam bahkan insiden kebakaran. Lantas bagaimana cara antisipasi korsleting listrik saat musim hujan?

General Manager Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) Ikhsan Asaad mengatakan ada yang perlu dilakukan masyarakat untuk mengantisipasi korsleting listrik saat hujan atau banjir. Pertama yakni mematikan MCB (Miniature Circuit Breaker/Breaker).

Baca juga: Saling Tuding Untung Rugi, Sriwijaya dan Garuda Bakal Lakukan Audit

Selanjutnya cabut stop kontak yang masih menancap dan disertai dengan menaikkan alatalat elektronik ke tempat tinggi.

"Ini yang kita lakukan untuk memitigasi resiko menjelang musim hujan. Karena umumnya hujan berpotensi banjir. Ini yang dilakukan di beberapa daerah yang rawan," kata Ikhsan saat sosialisasi di Kantor PLN, Kamis (7/11/2019).

Selanjutnya lakukan upaya lain dengan menghubungi contact center PLN 123. PLN nantinya akan mematikan listrik secara remote dari Distribution Control Center (DCC).

Baca juga: Sriwijaya Mengaku Rekening Perusahaannya Diblokir Garuda Indonesia

 

Di Jakarta sendiri, terdapat beberapa kawasan banjir berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang masuk dalam zona merah antara lain Cengkareng, Kalideres, Kebon Jeruk, Kembangan, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Pancoran Pesanggrahan, Cilandak dan Mampang Prapatan.

"Disini pasti ada gardu listrik, kabel listrik dan pelanggan listrik PLN. Dan kami juga harus mengamankan puluhan ribu pelanggan kami agar tidak teraengat kabel listrik," kata Ikhsan.

Jelang musim hujan, PLN akan mengganti kabel listrik yang rusak yang berada di 189 gardu listrik di DKI Jakarta. Selain itu ada juga telepon satelit di tiap gardu dan genset. Mendirikan Deyansus 123 atau Detasemen Layanan Khusus dan Disaster Recover System (DRC).

Baca juga: Agar Tidak Jadi Korban Diskon Abal-Abal, Simak Tips Ini

PLN juga memastikan pantauan pada pintu air seperti di Dukuh Atas, mengingat terdapatnya mesin pompa air yang digunakan saat banjir membutuhkan pasokan listrik untuk bekerja.

Ikhsan menyebut ada dua sumber pasokan listrik di pintu air dan dan cadangan kabel yang auto switch. Selain antisipasi pintu air, Istana Negara dan Pemprov DKI juga dipasangkan pasokan listrik darurat.

Kepala Seksi Pengendalian BPBD DKI Jakarta Basuki Rahmat menyebutkan, hujan yang turun di akhir 2019 ini berpotensi menyebabkan banjir. Apalagi data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa DKI Jakarta merupakan kawasan dataran rendah yang memungkinkan terjadi genangan air saat curah hujan tinggi.

"Kesiapsiagaan BPBD mencoba memetakan daerah mana yang berpotensi tergenang saat banjir dan di daerah mana saja yang harus menyiapkan diri," kata Basuki.

Baca juga: Ini Penyebab Kisruh Garuda-Sriwijaya Versi Yusril Ihza Mahendra

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Whats New
Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemnaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemnaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Whats New
Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan Kami Bawa ke Kejagung

Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan Kami Bawa ke Kejagung

Whats New
5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

Work Smart
Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Whats New
Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com