Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Massa Belum Reda, Maskapai Asia Pangkas Penerbangan ke Hong Kong

Kompas.com - 20/11/2019, 17:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Reuters

SYDNEY, KOMPAS.com - Sejumlah maskapai penerbangan Asia ramai-ramai memangkas penerbangan ke Hong Kong dalam beberapa waktu ke depan.

Ini sejalan dengan aksi demonstrasi anti pemerintah yang terus memanas dan mengganggu kehidupan sehari-hari di Hong Kong.

Dilansir dari Reuters, Rabu (20/11/2019), sejumlah maskapai seperti PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, maskapai India SpiceJet Ltd, maskapai Malaysia AirAsia Group Bhd, maskapai Korea Selatan JejuAir Co Ltd dan Jin Air Co Ltd, serta maskapai Filipina PAL Holdings Inc dan Cebu Air Inc telah mengumumkan pembatalan jadwal penerbangan.

Pemangkasan tersebut terjadi menyusul penembakan gas air mata oleh kepolisian Hong Kong kepada para pengunjuk rasa ketika mereka berusaha melarikan diri dari universitas yang dikepung pada awal pekan ini. Pada saat sama, pasukan bersenjata yang membawa bom petrol pun telah bersiap.

Baca juga: Garuda Indonesia Kurangi Jadwal Penerbangan Ke Hong Kong

Aksi massa yang telah berkecamuk selama hampir setengah tahun serta memanasnya perang dagang AS dan China telah menggiring Hong Kong ke jurang resesi untuk pertama kalinya dalam satu dekade.

Akhir pekan lalu, Otoritas Bandara Hong Kong melaporkan penurunan jumlah penumpang mencapai 13 persen pada Oktober 2019, sementara jumlah penerbangan turun 6,1 persen. Ini adalah penurunan terburuk sejak aksi massa dimulai.

Menurut otoritas, kini lebih banyak penumpang memanfaatkan Hong Kong hanya sebagai transit, ketimbang destinasi.

Garuda Indonesia telah mengurangi frekuensi penerbangan mingguan ke Hong Kong dari 21 frekuensi menjadi hanya 4 hingga pertengahan Desember 2019. Sementara, SpiceJet menghentikan rute penerbangan Mumbai-Hong Kong hingga 15 Januari 2020.

Adapun Air Asia memangkas penerbangan dari Kuala Lumpur dan Kota Kinabalu pada Desember 2019 dan Januari 2020.

Baca juga: Resesi Hong Kong Diprediksi Parah, Ini Sebabnya

Per bulan ini, Garuda Indonesia menyesuaikan frekuensi penerbangan dari Jakarta ke Hong Kong dari 14 penerbangan menjadi hanya dua per minggu. Sementara penerbangan dari Denpasar ke Hong Kong dipangkas dari 7 menjadi 2 penerbangan per minggu.

Pun dalam beberapa bulan terakhir, jumlah penumpang AirAsia ke Hong menurun dan secara berkala maskapai tersebut menyesuaikan kapasitasnya.

Juru bicara Philippine Airlines menyatakan maskapai tersebut menggunakan pesawat yang lebih kecil dari biasanya dalam melayani penerbangan ke Hong Kong. Ini lantaran para penumpang memilih menunda perjalanan karena alasan keamanan.

Maskapai tersebut juga telah memangkas frekuensi penerbangan harian dari Manila ke Hong Kong dari 4 penerbangan menjadi hanya 2 penerbangan. Adapun juru bicara Jin Air menyatakan maskapai itu telah menutup rute penerbangan dari Seoul ke Hong Kong hingga 24 Desember 2019.

Routes Online menyatakan beberapa maskapai China seperti Air China Ltd, China Eastern Airlines Corp Ltd dan China Southern Airlines Co Ltd telah mengajukan penurunan kapasitas penerbangan ke Hong Kong sejak akhir Oktober 2019 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com